16 Desember 2007

SESUATU YANG TIDAK PERNAH DI DUGA TERJADI SAAT NATAL

Warta Jemaat – Edisi 48/2007 GPdI Tiberias Bogor
Minggu, 16 Desember 2007

Ringkasan Khotbah Minggu, 9 Desember 2007
”SESUATU YANG TIDAK PERNAH DI DUGA TERJADI SAAT NATAL”
Ayat pokok : 1 Korintus 2 : 9
Oleh : Bpk. Pdt. Victor Sumlang

Tujuan dari kita membaca ayat pokok di atas adalah supaya kita percaya dan mengalaminya bahwa firman Tuhan dalam ayat tersebut adalah hidup. Hal-hal yang tidak pernah direncanakan oleh kita, justru itu yang Tuhan siapkan bagi kita dan Tuhan mau kita mengalaminya.

Natal bukan sesuatu yang tiba-tiba tetapi sesuatu yang Tuhan rencanakan dari sejak awal. Kejadian 2 : 15 merupakan rancangan Natal pertama kali di mulai dalam Alkitab. Hal-hal yang tidak pernah kita pikirkan dan rencanakan itu, Tuhan sanggup adakan untuk kita. Di dalam Lukas 2 : 8 - 20 ada beberapa hal yang Tuhan nyatakan kepada kita:

1. Para gembala sibuk menjaga kawanan ternak di padang. Tiba-tiba kepada mereka, Tuhan nyatakan pengalaman yang luar biasa dan untuk pertama kalinya Tuhan nyatakan soal kelahiran Sang Juru Selamat. (Lukas 2 : 8 - 11)

Ketika mereka setia, Tuhan memakai mereka. Ketika kita tetap berada didalam tugas-tugas kita, disitulah kita sedang memberikan peluang kepada Tuhan untuk Tuhan buat sesuatu bagi kita.

Arti dari Lukas 2 : 8 yaitu, bahwa Tuhan perhatikan setiap lintasan generasi. Tuhan inginkan bahwa setiap generasi mengalami pengalaman yang luar biasa dengan Tuhan. Begitu juga dengan para gembala pada saat itu dalam Lukas 2 : 8, Tuhan inginkan mereka alami pengalaman yang luar biasa denganNya. Bila Tuhan perhatikan keturunan manusia secara biologis, Tuhan juga perhatikan akan keadaan kerohanian mereka.

2. Jangan memiliki kehidupan seperti engsel pintu.

Didalam Lukas 2 : 8, para gembala melaksanakan tugas mereka setiap hari seperti engsel (hal-hal yang biasa mereka lakukan), namun ditengah-tengah rutinitas mereka, Tuhan melakukan suatu hal yang luar biasa.

Jangan jadikan Natal sebagai suatu kebiasaan saja tetapi mintalah supaya Tuhan basahi kita dengan Roh kudusNya.

3. Didalam Lukas 2 : 9, 13, dan 15 terdapat kata ”malaikat”.

Saat itu, malaikat tampil kepada para gembala disaat mereka sedang letih. Malaikat datang dan memberikan pesan yang indah kepada para gembala. Biarlah kita selalu dapat tampil seperti malaikat yang selalu dapat menyampaikan Firman Tuhan khususnya kepada mereka yang lelah dan letih.

4. Didalam Lukas 2 : 9 terdapat kata ”tiba-tiba”.

Tuhan siap laksanakan hal yang tiba-tiba kepada kita. Dan kita harus merindukan hal yang positif terjadi dalam hidup kita secara tiba-tiba. Beberapa contoh dalam Alkitab yang terjadi secara tiba-tiba yaitu:

Musa yang secara tiba-tiba melihat nyala api yang keluar dari semak belukar ketika ia sedang bekerja dipadang gembalaannya. Kemudian ayub yang secara tiba-tiba mendengar berita yang negatif bahwa seluruh harta benda dan keluarganya telah hilang dan meninggal. Kita harus selalu dapat menyiapkan diri kita untuk hal-hal yang positif dan negatif.

5. Lukas 2 : 15 menjelaskan bahwa Tuhan tidak inginkan para gembala hanya tinggal dan bertahan di Efrata tetapi Tuhan inginkan mereka juga alami hal yang indah di Betlehem.

Betlehem artinya adalah rumah roti. Roti disini adalah Yesus sendiri. Tuhan inginkan agar para gembala datang ke Betlehem karena ada sesuatu yang Tuhan sudah sediakan bagi mereka. Dan Tuhan mau mereka mengalami hal yang luar biasa di Betlehem.

Ada berkat di Betlehem untuk mereka. Di Betlehem mereka boleh bertemu dengan Yesus yang siap untuk menjadi Juru Selamat mereka dan ini merupakan berkat yang luar biasa yang dialami oleh para gembala. Kita harus alami sesuatu yang luar biasa ketika kita sedang merayakan Natal karena ada berkat rohani yang luar biasa yang sudah Tuhan siapkan untuk kita. Di Natal ini kita harus bangkit karena Yesus sebagai roti hidup itu sudah siapkan hal-hal yang luar biasa untuk kita.

6. Didalam Lukas 2 : 16 pengalaman berjumpa dengan para malaikat itu merupakan pengalaman yang indah dan luar biasa. Para gembala cepat-cepat pergi ke Betlehem dan mereka bertemu dengan Yesus. Rindulah untuk selalu bertemu dengan Yesus secara pribadi karena didalam setiap pertemuan kita denganNya, Ia selalu siapkan hal-hal yang indah untuk kita.

7. Didalam Lukas 2 : 17 dan 19 terdapat kata ”memberitahukan”.

Gereja Tuhan jangan kehilangan Roh seperti ini, yang harus selalu mau memberitahukan tentang pengalaman-pengalaman indah dengan Yesus. Gereja tidak boleh padamkan roh kesaksian yang ada pada gereja pada saat ini. Tetaplah untuk selalu mau menyaksikan akan kebaikan dan kemurahan serta anugrah keselamatan yang Tuhan berikan bagi kita. Sebab itu kita harus punya pengalaman yang luar biasa denganNya sehingga ada yang bisa kita bagikan kepada mereka yang membutuhkan keselamatan dari Yesus Sang Juru Selamat.

8. Didalam Lukas 2 : 14 dan 20 terdapat kata ”memuliakan Allah”.

Diayat 14, para malaikat memuliakan Allah dan diayat yang ke 20, para gembala juga memuliakan Allah. Kembalikan segala pujian dan kemuliaan hanya bagi Dia. Seperti Roma 11 : 36 : ”Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya!”.

Segala sesuatu yang kita rencanakan baik yang tidak kita rencanakan bila berjalan dengan baik dan berhasil, biarlah segala kemuliaan kita brikan hanya kepada Dia. Seperti didalam Yesaya 6 : 1, sehingga bukan kita yang tampak tetapi biarlah kemuliaan Allah yang menaungi kita. Sebab itu matikan segala kedagingan kita maka Tuhan akan duduk di hati kita dan siap menyatakan kemuliaanNya kepada kita. Harus ada kekudusan Tuhan yang melingkupi kehidupan kita sehingga Allah siap memberkati kita dengan janji Firman Nya yang boleh tergenapi dalam kehidupan kita.

9. Didalam Lukas 2:11 terdapat kata ”Juru Selamat”.

Bukan hanya kita saja perlu Juru Selamat tetapi dunia juga sangat memerlukan Yesus sebagai Juru Selamat. Bukan hanya roti dan malaikat saja yang dunia butuhkan tetapi yang terlebih utama dari segala-galanya adalah dunia butuh Juru Selamat.

Apa yang tidak pernah pernah kita pikirkan dan kita duga justru Allah sediakan untuk kita yaitu keselamatan dari Yesus yang sudah datang untuk kita. Haleluya!

Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua, AMIN!

14 Desember 2007

SETIALAH TERHADAP SETIAP PANGGILANNYA

Warta Jemaat – Edisi 47/2007 GPdI Tiberias Bogor
Minggu, 09 Desember 2007

Ringkasan Khotbah Minggu, 02 Desember 2007
“SETIALAH TERHADAP SETIAP PANGGILANNYA”
Ayat Pokok : Yohanes 21 : 1 - 6
Oleh : Bpk. Pdt. R. Tim. Kastanya

Peristiwa didalam Yohanes 21 : 1 - 6 ini berkaitan dengan hari dimana Yesus menampakkan diri kepada Petrus dan murid-muridNya yang lain. Kita tahu sebelum penampakkan Yesus kepada murid-muridNya ini, Dia telah alami kematian di kayu salib dan dikuburkan, lalu bangkit pada hari yang ketiga.

Dan dibawah kepemimpinan Petrus mereka menangkap ikan, tetapi semalam-malaman mereka tidak mendapat ikan. Perkenalan Petrus kepada Yesus adalah lewat Andreas, begitu juga dengan kita, terkadang perkenalan kita dengan Yesus lewat penyakit yang Tuhan ijinkan, kemudian ada kerabat atau saudara-saudara kita yang menceritakan tentang Yesus. Andreas dibawa oleh Petrus kepada Yesus untuk mengenalNya dan memenangkan jiwa bagi Tuhan.

Yohanes 21 menjelaskan tentang peneguhan panggilan Petrus bersama murid-murid yang lain. Ia dipanggil oleh Tuhan untuk memenangkan jiwa-jiwa bagiNya. Dan pada waktu Petrus dipanggil Tuhan dia seorang penjala ikan yang berhasil pada saat itu. Didalam pikirannya ketika Yesus baru saja meninggal, Petrus merasa bahwa Yesus meninggalkannya. Itulah sebabnya Petrus ingin sekali meninggalkan kepercayaannya kepada Yesus. Alkitab mencatat sudah lebih kurang 2x Petrus ingin meninggalkan panggilannya sebagai penjala jiwa. Petrus ingin kembali kepada kehidupannya yang lama.

Dari penjelasan Firman Tuhan diatas, ada 2 hal yang Tuhan nyatakan kepada kita, yaitu :

1. Tuhan itu pemberi dan sumber didalam setiap kehidupan kita.

Matius 6 : 32 - 33 (Alkitab terjemahan bahasa sehari-hari) berkata : “Hal-hal itu selalu dikejar oleh orang-orang yang tidak mengenal Allah. Padahal Bapamu yang di surga tahu bahwa kalian memerlukan semuanya itu. Jadi, usahakanlah dahulu supaya Allah memerintah atas hidupmu dan lakukanlah kehendak-Nya. Maka semua yang lain akan diberikan Allah juga kepadamu.”

Allah memiliki perhatian yang besar kepada kita, sebab itu Allah mengaruniakan anakNya yang tunggal, yaitu Yesus Kristus, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa (Yohanes 3 : 16).

Didalam Yohanes 21 : 5, Yesus katakan kepada murid-muridNya bahwa : ”hai anak-anak, adakah kamu mempunyai lauk-pauk?” Perkataan ini merupakan perhatian yang Yesus tunjukkan kepada murid-muridNya pada saat itu, bahwa hanya Yesus pemberi dan sumber yang sempurna bagi mereka. Dia dapat berbuat sesuatu dan lakukan sesuatu untuk kita.

Oleh karena itu carilah dahulu kerajaan Allah dan dapatkan kebenarannya dari Firman Allah.

2. Didalam Yohanes 21 : 6, Yesus mengatakan kepada murid-muridnya : ”Tebarkanlah jalamu disebelah kanan perahu, maka akan kamu peroleh...”

Artinya jika kita ingin mendapatkan sesuatu dan berhasil dalam segala hal, kita harus mendengarkan suaraNya. Sebelum kita melakukan segala sesuatu, kita harus minta pimpinanNya (lewat FirmanNya yang akan menerangi pikiran dan hati kita) sehingga apapun yang akan kita hadapi, ada FirmanNya yang akan selalu menolong kita.

Yohanes 10 : 4 merupakan pesan yang indah buat kita bahwa “pegang saja suara Tuhan lewat FirmanNya, bila kita bimbang akan berbagai macam pendapat. Sebab FirmanNya akan menuntun kita bagaimana kita harus menghadapinya.”

Panggilan (pekerjaan atau pelayanan) apapun yang Tuhan tunjukkan dan percayakan kepada kita, setia saja! Maka Tuhan akan selalu menuntun kita kedalam seluruh kebenaranNya. Puji Tuhan!

Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua, Amin!

SERAHKAN SEGALA KEKUATIRANMU

Warta Jemaat – Edisi 46/2007 GPdI Tiberias Bogor
Minggu, 02 Desember 2007

Ringkasan Khotbah Minggu, 25 November 2007
“SERAHKAN SEGALA KEKUATIRANMU”
Ayat Pokok : I Petrus 5 : 7
Oleh : Bpk. Pdt. Timotius T. Wiland (Maluku)

Siapa yang tidak pernah mengalami kekuatiran? Di segala aspek kehidupan semuanya pasti pernah mengalami kekuatiran. Dari orang yang kaya sampai dengan orang yang miskin sekalipun dapat mengalami kekuatiran. Kekuatiran dapat membuat kita menjadi takut, menjadi putus pengharapan, dan putus hubungan dengan Tuhan. Itu sebabnya Tuhan tidak menghendaki kita menjadi anak-anak Tuhan yang hidup di dalam kekuatiran. Karena kuatir dapat membuat kita lebih mencintai lebih mencintai dunia daripada mencintai Tuhan. Kuatir dapat membuat iman orang percaya dapat berubah dan beralih kepada dunia ini. Didalam Amsal 12 : 25 tertulis : “Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang baik menggembirakan dia”. Rasa kuatir bisa membuat kita menjadi tawar hati. Kekuatiran dapat memaksa kita untuk lebih memperhatikan & mengejar perkara-perkara duniawi yang akhirnya membuat kita lupa beribadah kepada Tuhan.

Bunyi ayat dalam I Petrus 5 : 7 : “Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu”, sudah sering kita dengar karena Tuhan tidak mau kita menjadi kuatir. Kuatir dapat membuat kita menjadi marah-marah, bersungut-sungut, dan iri hati yang timbul dari dalam hati. Kuatir terkesan dengan : “suka mengatur Tuhan” dan terlalu sulit untuk kita katakan : “buatlah jalanMu untuk saya”. Kekuatiran dapat menghimpit pertumbuhan Firman Tuhan, Markus 4 menjelaskan bahwa kekuatiran harus dibereskan dari setiap hati kita agar Firman Tuhan dapat merema & bertumbuh dalam hidup kita. Orang kuatir bisa berbuat segala sesuatu yang merugikan. Orang yang kuatir selalu bersungut-sungut dan sulit untuk mengucap syukur sehingga dapat menghimpit kehidupan pribadi rohaninya. Kekuatiran membuat orang dapat bekerja memiliki motivasi yang tidak murni, yaitu hanya untuk mencari muka dari pimpinan. Sebab itu jangan kuatir dengan segala sesuatu, Allah sanggup melakukan sesuatu, yang mustahil dapat berubah menjadi tidak mustahil. Jangan kuatir karena dalam segala perkara Allah selalu memperhatikan kita.

Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua! Amin

SIKAP KITA DALAM MENJALANI MASA YANG SULIT

Warta Jemaat – Edisi 45/2007 GPdI Tiberias Bogor
Minggu, 25 November 2007

Ringkasan Khotbah Minggu, 18 November 2007
“SIKAP KITA DALAM MENJALANI MASA YANG SULIT”
Ayat Pokok : Kejadian 26 : 1 - 13
Oleh : Bpk. Pdt. Martinus Jebuah (Lampung)

Ishak adalah anak Abraham yang dipilih dan diangkat oleh Tuhan untuk menerima perjanjian. Meskipun Ishak diangkat oleh Tuhan menjadi orang yang spesial, tetapi tetap saja dia tidak terhindar dari kesulitan yang menimpa keluarga dan pekerjaannya. Bahkan dia mengalami keadaan yang sangat parah (mengalami paceklik) sehingga ia ingin pindah ke Mesir.

Begitupun dengan kita sebagai orang-orang yang sudah dipilih oleh Tuhan menjadi umat ketebusanNya, kita dapat mengalami masalah yang sangat sulit baik dalam keluarga maupun pekerjaan-pekerjaan kita. Ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari Ishak dalam menghadapi kesulitan seperti yang telah dialaminya :

1. Ishak berusaha untuk taat kepada perkataan Tuhan meskipun pada saat itu Ishak ingin sekali pindah ke Mesir untuk menghindari kesulitan yang dihadapi oleh keluarganya di negeri asing tersebut. Tetapi setelah Ishak mendengar segala perkataan dan janji Tuhan kepada Ishak dan keluarganya, Ishak taat kepada perkataan Tuhan untuk tetap tinggal bersama dengan keluarganya di negeri yang Tuhan inginkan. (Kejadian 26 : 2 - 6)

Terkadang dalam menghadapi kesulitan hidup kita mau ambil jalan sendiri. Tetapi biarlah kita seperti Ishak yang taat kepada Tuhan terhadap setiap perkataan Tuhan.

Ulangan 29 : 29 berkata : “Hal-hal yang tersembunyi ialah bagi TUHAN, Allah kita, tetapi hal-hal yang dinyatakan ialah bagi kita dan bagi anak-anak kita sampai selama-lamanya, supaya kita melakukan segala perkataan hukum Taurat ini." Ketika Ishak mendapat pernyataan dari Allah untuk tinggal di Gerar itu adalah bagian Ishak beserta keluarga dan anak-anaknya. Petunjuk Tuhan untuk kehidupan kita dapat diperoleh lewat kebenaran FirmanNya (Alkitab). Bahkan di masa-masa yang berat sekalipun, FirmanNya mengajarkan supaya kita selalu bersandar hanya kepada Tuhan sebab Firman Tuhan itulah yang menjadi bagian kita dan keluarga kita. Amin! Haleluyah. Petunjuk dari Tuhan lewat hamba-hamba Tuhan juga merupakan petunjuk yang sangat baik yang harus kita dengarkan dan taati.

2. Ishak tetap memberikan teladan yang baik bagi keluarga dan anak-anaknya. Sekalipun Ishak pada saat itu berada dalam keadaan yang sangat sulit, tetapi Ishak tetap dapat memperlakukan istrinya dengan baik. (Kejadian 26 : 7 - 8)

Begitu juga dengan seorang suami harus dapat memberikan teladan yang baik bagi istri dan anak-anaknya, meskipun dalam keadaan yang buruk sekalipun, ia harus dapat membawa seisi keluarganya datang kepada Tuhan untuk berdoa dan menyelesaikan segala masalah yang ada di kaki Tuhan.

3. Ishak tetap dapat hidup rukun bersama dengan istrinya. (Kejadian 26 : 8)

Pada masa yang sulit di negeri yang asing, Ishak dapat menjalin kasih mesra dan tetap hidup dalam keadaan yang rukun bersama Ribka (istrinya). Mazmur 133 : 1 - 3 menjelaskan bahwa kerukunan membawa berkat dalam kehidupan kita. Kalau ada kerukunan, kebersamaan, dan kesatuan hati dalam keluarga maka Tuhan akan melimpahkan berkatNya untuk kita dan hal itu merupakan janji Tuhan (yang lebih murni dari emas dan perak). Oleh karena itu tetap kita naikkan mezbah doa dalam keluarga, tetap naikkan syukur meski dalam keadaan yang sulit, jangan andalkan orang lain tetapi andalkan saja Tuhan dalam hidup, dan percaya sungguh kepada Allah maka Ia akan memberikan jalan keluar, sebab Ia jalan keluar yang pasti.

4. Ishak berani menabur. (Kejadian 26 : 12 – 13)

Di waktu Ishak hadapi masa yang sulit, yaitu masa kelaparan, Ishak tetap mau menabur. Karena menabur adalah kehendak Allah. Padahal pada saat itu keadaan keluarganya memperihatinkan tapi tetap saja dia mau menabur dan hasilnya dia mendapat 100x lipat.

Allah tidak akan pernah lupa atas apa yang pernah kita lakukan (tabur) untukNya. Tabur dan tabur saja untuk Tuhan. Orang yang berani menabur kebaikan kepada orang lain sekalipun dalam keadaan yang sangat sulit (seperti janda di Sarfat) maka suatu saat nanti kita akan menuai kebaikan dari Tuhan.

Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua! Amin

KESETIAAN

Warta Jemaat – Edisi 44/2007 GPdI Tiberias Bogor
Minggu, 18 November 2007

Ringkasan Khotbah Minggu, 11 November 2007
“KESETIAAN”
Ayat Pokok : I Timotius 6 : 11
Oleh : Bpk. Pdt. Lazarus Ndun (Pontianak Kal-Bar)

Untuk mencukupi kebutuhan hidup, manusia harus bekerja dari pagi sampai dengan malam agar kebutuhannya tercukupi, bahkan di dalam Yeremia 6 : 13 diungkapkan : “Sesungguhnya, dari yang kecil sampai yang besar di antara mereka, semuanya mengejar untung, baik nabi maupun imam semuanya melakukan tipu”. Dikatakan dalam ayat tersebut “semuanya melakukan tipu”, manusia rela melakukan tipu demi mengejar kenikmatan hidup.

ALKITAB mengajar kita untuk menghormati Allah di dalam segala aspek kehidupan kita. Itu berarti orang yang menghormati Allah mengejar kesetiaan. Kesetiaan harus ada di dalam segala limit kehidupan kita. Dalam hal apa saja kita harus setia :

1. Setia beribadah kepada Tuhan (Yosua 24 : 14)

Yosua katakan : “Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN”. Jika kita setia kepada Tuhan dalam beribadah maka Tuhan akan memberkati roti, makanan, dan minuman kita, serta Tuhan akan menjauhkan penyakit dari tengah-tengah kita. Tentunya kesetiaan tersebut harus disertai motivasi yang benar kepada Tuhan dalam beribadah. Kesetiaan beribadah kepada Tuhan itu perlu!

2. Setia memberi persembahan

Beribadah kepada Tuhan jangan dengan tangan kosong (II Tawarikh 31 : 12 ; Ulangan 28 : 1 – 2). Allah akan memberkati kita bila kita setia melakukan Firman Allah dengan selalu memberikan persembahan kepada Tuhan ketika kita beribadah. Di dalam Maleakhi 3 : 10 kata “lah” di dalam ayat ini berarti kata perintah. Memberikan persepuluhan kepada Allah merupakan perintah Allah yang harus kita lakukan dengan penuh kesetiaan dan ketekunan, sebab kesetiaan di dalam memberikan persepuluhan kepada Allah mampu menggerakkan hati Allah untuk menghardik belalang pelahap dari kehidupan kita (Maleakhi 3 : 11). Firman Tuhan mengajar kita bahwa dari penghasilan kita yang pertama pun harus kita berikan kepada Allah (Amsal 3 : 9). Penghasilan itu bisa berupa hasil panen yang pertama dari hasil pertanian (pekerjaan) kita. Sebab itu setialah bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya (Mazmur 136 : 1 – 26).

Ada mahkota kehidupan diberikan kepada kita bila kita tetap setia kepada Tuhan sampai mati (Wahyu 2 : 10c). Walau badai kehidupan datang dalam kehidupan kita tetaplah setia kepada Tuhan Yesus Kristus (Ibrani 10 : 32 – 35). Kesetiaan kepada Tuhan harus ada di dalam kehidupan kita, bila tidak akan datang hukuman dari Tuhan untuk kita, begitupun sebaliknya berkat Allah akan tercurah bila kita tetap setia kepada Tuhan.

Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua! Amin

MERUBAH DUNIA LEWAT SIKAP HATI YANG BENAR

Warta Jemaat – Edisi 43/2007 GPdI Tiberias Bogor
Minggu, 04 November 2007

Ringkasan Khotbah Minggu, 4 November 2007
”MERUBAH DUNIA LEWAT SIKAP HATI YANG BENAR”
Ayat pokok : Daniel 1 : 8
Oleh : Bpk. Pdt. R. Tim. Kastanya.

Daniel 1 : 8 berkata: ”Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja; dimintanyalah kepada pemimpin pegawai istana itu, supaya ia tak usah menajiskan dirinya”. Kata ”berketetapan” di ayat tersebut artinya berpendirian atau mempunyai sikap. Dalam kehidupan sehari-hari sering kali kita diperhadapkan dengan hal-hal yang menyenangkan (kita sukai) ataupun yang tidak menyenangkan (tidak kita sukai), dan kita harus menghadapinya setiap waktu, tidak bisa kita menolaknya, meskipun tidak kita kehendaki. Alkitab memberikan kita solusi sehingga keadaan yang tidak menyenangkan itu dapat dirubah menjadi keadaan yang jauh lebih baik.

Dalam Daniel pasal 1 dijelaskan bahwa bangsa Israel dengan ibukota Yerusalem terkepung oleh kerajaan Babel dengan raja Nebukadnezar sehingga mereka mengalami kekalahan dan akhirnya mereka ditawan untuk dibawa pergi ke Babel. Setibanya mereka di kerajaan Babel yaitu keempat anak muda yang bernama Daniel, Hananya, Misael, dan Azarya, mereka di paksa untuk meninggalkan kebiasaan-kebiasaan baik mereka selama di Yerusalem. Mereka harus benar-benar berubah padahal kehidupan religius mereka di Yerusalem sudah mendarah daging. Ini merupakan keadaan yang tidak menyenangkan. Hidup mereka sudah “tidak biasa-biasa” lagi pada saat di Babel. Mereka tidak bisa menikmati kehidupan seperti pada saat di Yerusalem dan harus menghadapi kehidupan yang tidak menyenangkan di Babel. Sejarah mengatakan kemungkinan pada saat itu mereka terpisah dengan saudara-saudara mereka dan kemungkinan orang tua mereka sudah meninggal tetapi mereka tidak tahu dengan pasti dan tidak ada kontak.

Sudah religius (keagamaan) mereka dikondisikan begitu rupa, nama dan gaya hidup mereka pun dirubah. Setibanya mereka di Babel mereka dipaksa untuk merubah nama-nama mereka. Kalau dalam nama Daniel ada akhiran kata “el” itu berasal dari nama Elohim artinya Allah pencipta yang maha kuasa. Nama Daniel artinya orang yang dihakimi Tuhan dirubah menjadi Beltsazar artinya orang yang disulai oleh Bel (Bel adalah dewa kesukaan dari raja Nebukadnezar), Hananya artinya disenangi Tuhan dirubah menjadi Sadrakh artinya dadanya lembut, Misael artinya sama dengan Tuhan dirubah menjadi Mesakh artinya air yang tenang, dan Azarya artinya pertolongan dari Yehovah dirubah menjadi Abednego artinya pelayan terang. Dan nama-nama itu adalah nama-nama dewa dari orang Babel.

Mengapa dan untuk maksud apa nama mereka dirubah pada saat itu adalah dengan maksud untuk merubah sifat dan karakter mereka, disamping raja Babel ingin merubah fisik dan lingkungan mereka. Tetapi raja Babel tahu yang cenderung kuat untuk dirubah adalah sifat mereka, oleh karena itu pemimpin pegawai istana raja Babel ingin merubah sifat mereka dengan cara merubah nama mereka (yang mana nama-nama mereka itu berkaitan dengan nama-nama orang beriman). Orang Babel ingin mengalihkan pandangan mereka akan Allah. Keempat pemuda ini berada dalam situasi yang tergelap.

Keadaan diatas pun dapat dialami oleh orang-orang percaya dan ini merupakan sisi yang tidak dikehendaki oleh siapa pun. Karena itu kita harus mempunyai pendirian yang kuat yang berdasarkan dengan Firman Tuhan. Seperti Daniel yang berketetapan hati untuk tidak mengikuti keinginan orang-orang Babel pada saat itu. Dan hasilnya pada ayat yang ke 9, Daniel disayang oleh pemimpin pegawai istana Babel, juga di ayat 17 : Allah memberikan pengetahuan dan kepandaian kepada mereka. Ini semua karena mereka tetap mempunyai pendirian yang kuat dan sikap yang benar untuk tidak mengikuti keinginan orang-orang Babel pada saat itu. Dan diayat ke 14 juga mengatakan keinginan mereka dikabulkan akibat dari pendirian mereka yang kuat untuk tidak mengikuti keinginan orang-orang Babel itu.

Sebagai kita anak-anak Tuhan haruslah kita berpendirian yang kuat, berketetapan hati untuk tidak mengikuti keinginan dunia ini maka berkat-berkat Allah, janji-janji Allah akan menjadi bagian kita. Dan kita dapat merubah dunia ini dengan ketetapan hati atau sikap hati yang sesuai dengan Firman Allah. Jangan hancurkan hidupmu dengan hal-hal yang bersifat duniawi. Jangan tergoda dengan tawaran-tawaran dunia ini yang kelihatannya mengiurkan buat kita tetapi tanpa kita sadari bisa membawa kita kepada kehancuran secara perlahan-lahan.

Kehendak Allah untuk kita ketika kita menghadapi hal tersebut adalah tetap mempunyai pendirian yang teguh dan kuat untuk tidak tergoda dengan tawaran dunia. Berhenti untuk melakukan kebiasaan yang buruk juga berarti kita mempunyai sikap dan pendirian yang kuat untuk tetap hidup berkenan kepada Allah. Contohnya : bila seorang anak Tuhan berhenti dari kebiasaan merokok maka hati Allah disenangkan dan kesehatan anak Tuhan itu juga sudah pasti akan baik tidak akan terganggu. Daniel berketetapan hati untuk tidak menajiskan dirinya makanan yang biasa dimakan raja Nebukadnezar juga dengan minuman yang biasa diminum olah raja Nebukadnezar pada saat itu. Terbukti Daniel didapati sehat dan lebih gemuk dari orang-orang muda yang telah makan dari santapan raja pada saat itu (15-16). Dan di ayat ke 18-19 merupakan berkat yang Allah berikan kepada keempat orang muda itu akibat dari sikap hati dan ketetapan hati yang sesuai dengan Firman Allah.

Berkat di dalam Yoel 2 : 28 - 29 dapat menjadi bagian kita bila hidup kita sesuai dengan Firman Allah dan mempunyai ketetapan hati yang benar seperti Daniel dan kawan-kawannya.

Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua, Amin!

PEDOMAN HIDUP ORANG - ORANG PERCAYA

Warta Jemaat – Edisi 42/2007 GPdI Tiberias Bogor
Minggu, 04 November 2007

Ringkasan khotbah Minggu, 28 Oktober 2007
”PEDOMAN HIDUP ORANG - ORANG PERCAYA”
Ayat Pokok : 2 Timotius 3 : 16
Oleh : Bpk. Pdt. Victor Sumlang

2 Timotius 3 : 16 berkata : ”Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan, dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.” Ayat tersebut berbicara tentang manfaat dari Firman Tuhan. Oleh sebab itu kita harus menghargai Firman Tuhan dengan cara:

1. Jangan pernah menganggap enteng Firman Tuhan.

2. Berhenti mengganggap Firman Tuhan itu hanya selembar.

Kalau Tuhan memberikan Alkitab setebal itu, jangan menganggap Firman Tuhan itu tidak penting, dan itu berarti kita harus membacanya dengan lebih serius lagi. Membaca koran atau buku-buku lain boleh-boleh saja, tetapi jangan sampai kita tidak mempunyai waktu untuk membaca Firman Tuhan. Kita harus tahu mengutamakan Tuhan, karena Firman Tuhan adalah sumber dari segala sesuatu yang kita perlukan.

Dan pesan dari ayat pokok diatas adalah adanya pemulihan atas hidup kita ketika kita memberi diri sepenuhnya kepada Firman Tuhan.

Firman Tuhan ditulis dengan tuntunan Roh Kudus lewat hamba-hamba Tuhan. Kitab Kejadian berbicara tentang permulaan atau awal mula kehidupan. Pesan dari kitab Kejadian ini menununtun kita kepada titik awal kehidupan. Ketika kita membaca kitab Kejadian jangan lupa akan asal usul kita. Kemudian kita akan menemukan pesan dari kitab Keluaran yang berada didalam Keluaran 3 : 7 & 8. Pesannya, yaitu :

1. Definisi dari suatu penjajahan yang dilakukan bangsa Mesir kepada bangsa Israel.

2. Ketika hidup kita kurang beribadah dengan bebas maka akan terulang Mesir baru atau penjajahan baru seperti yang dilakukan bangsa Mesir kepada bangsa Israel diwaktu dulu.

Dalam kitab Keluaran juga Tuhan memberikan solusi dan memberkati kita bila kita beribadah kepada Tuhan dengan sungguh-sungguh (Keluaran 23 : 25).

Ayub 42 : 10 menerangkan bagaimana Ayub mendapat berkat dari Allah 2x lipat dari segala kepunyaannya dahulu. Tetapi sebelum itu Ayub mendapat pencobaan yang berat. Kalau Ayub saja Tuhan bisa lepaskan dari pencobaan yang berat begitu pun dengan kita Allah pasti dapat melepaskan kita dari segala pencobaan yang menekan hidup. Haleluyah!

Maleakhi 4 : 6 mempunyai makna pemulihan untuk keluarga. Maleakhi 3:18 juga mengungkapkan perbedaan orang benar dengan orang yang tidak benar. Dan perbedaannya ada didalam Maleakhi 3 : 10 bagaimana:

§ Orang percaya yang sungguh-sungguh juga harus membayar perpuluhan dengan sungguh-sungguh.

§ Korban juga bukan hanya berbicara tentang uang tetapi juga berbicara tentang waktu, hati, dan perasaan.

Bila kita memberikan korban yang terbaik kepada Tuhan maka Tuhan akan adakan perbedaan antara orang yang benar dengan orang yang tidak benar.


Lukas 8 : 1 - 3 menuliskan akan kesuksesan dari tim pelayanan Ilahi.

Dalam ayat 1 : ada kelompok hamba-hamba Tuhan.

Dalam ayat 2 : menuliskan orang-orang yamg telah alami mujizat & pertolongan Tuhan.

Dalam ayat 3 : menuliskan tentang Yohana istri Khuza bendahara Herodes yang merelakan kekayaannya dipakai untuk pelayanan akan pekerjaan Tuhan.

Wahyu 7 : 9 & 15 merupakan upah yang kita terima di Sorga bila kita melakukan Firman Tuhan dan melayani Tuhan dengan setia dan sungguh-sungguh. Karena itu biarlah kita seperti mereka (Lukas 8 : 1 – 3) yang tidak hanya beribadah kepada Tuhan tetapi juga mempunyai keinginan untuk melayaniNya, memuliakan Allah lewat kekayaan yang Dia berikan (Amsal 3 : 9 & 10), hidup melandaskan Firman Tuhan, dan mengutamakan Firman Tuhan diatas segala-galanya, maka kita akan mengalami berkat Allah yang luar biasa.

Tuhan Yesus Kristus Memberkati kita semua, Amin!

SOLUSI DARI RASA PUTUS ASA

Warta Jemaat – Edisi 41/2007 GPdI Tiberias Bogor
Minggu, 28 Oktober 2007

Ringkasan Khotbah Minggu, 21 Oktober 2007
”SOLUSI DARI RASA PUTUS ASA”
Ayat pokok : 1 Raja-raja 19 :1-4
Oleh : Bpk. Pdt.R.Tim .Kastanya.

Hari-hari ini orang diperhadapkan dengan berbagai macam masalah seperti : peperangan, kerusuhan, bencana alam, adanya penjarahan, dan kejahatan lainnya. Ini membuktikan susahnya hidup. Bagi mereka yang tidak mampu bertahan biasanya orang-orang seperti ini akan dihinggapi keputusasaan dan akan diliputi ketegangan. Apakah anak-anak Tuhan dapat luput dari kenyataan seperti ini? Selagi kita anak-anak Tuhan masih hidup di dunia tidak bisa hal-hal tersebut dapat dihindari apalagi di tengah pergolakan hidup ini. Karena itu dengan hal ini iblis coba pakai dan coba taruh roh keputusasaan didalamnya. Tepat untuk hal tersebut kita katakan iblis itu : licik!

Sebab tujuan iblis :

1. Untuk menghancurkan iman orang percaya.

2. Coba membinasakan setelah menghancurkannya.

Lalu iblis coba menaruh kedalam roh manusia untuk hidup didalam kekecewaan terhadap keluarga, sekolah, pekerjaan, dan sebagainya. Bila semua sudah berhasil maka ketakutan, kekhawatiran mulai datang lalu muncul keputusasaan. Ingat! Perasaan tersebut dapat dialami oleh siapapun tanpa pengecualian. Tetapi bagi kita anak-anak Tuhan pasti ada jalan Keluar. Bagaimana keputusasaan itu juga dapat menimpa orang-orang percaya? Alkitab mencatat ada orang-orang percaya yang dipakai Tuhan luar biasa tetapi mereka juga dapat mengalami keputusasaan itu.

Contoh 1 : Nabi Musa.

Musa seorang hamba Tuhan yang hatinya lembut. Dengan keistimewaan dapat berhasil dengan sukses membebaskan orang Israel dari perbudakan di Mesir. Memimpin bangsa Israel melewati laut Teberau dan Tuhan memberikan tongkat kepada Musa untuk membelah laut merah sehingga bangsa Israel dapat melewati laut merah.

Banyak mukjizat-mukjizat yang dialami oleh Musa dalam memimpin bangsa Israel. Banyak juga pertolongan yang diterima oleh bangsa Israel, dan banyak berkat yang mereka terima dari Tuhan.Yang tadinya tidak ada menjadi ada.Tuhan selalu ada untuk menolong mereka setiap saat tetapi mereka tidak belajar untuk mengucap syukur atas semuanya itu sebaliknya mereka malah bersungut-sungut dan memberontak kepada Tuhan. Karena itulah Musa menjadi bingung dalam menghadapi bangsa Israel yang banyak menerima berkat dari Tuhan tetapi karakternya tidak sesuai dengan Firman Tuhan akibatnya Musa menjadi tertekan dan putus asa (Kel 32 : 30 - 34)

Contoh 2 : Nabi Elia (1 Raja-raja 19:1-4)

Elia mengalami kemenangan setelah melawan nabi-nabi baal. Tetapi setelah itu dia mendapat ancaman dari Izebel bahwa Elia akan di bunuh dan Elia mencoba untuk lari karena takut kepada Izebel. Bersama bujangnya Elia lari ke padang gurun dan di ayat yang ke 4 dikatakan : ”Cukuplah itu! Sekarang ya TUHAN, ambillah nyawaku, sebab aku ini tidak lebih baik dari nenek moyangku.” Elia menjadi putus asa karena ancaman yang dia terima dari pihak musuh, padahal sebelumnya Elia telah mengalami kemenangan, oleh karena itu rasa keputusasaannya dia ungkapkan kepada Allah.

Contoh 3 : Nabi Yunus (Yunus 4:1-11)

Bagaimana dengan Yunus dalam menyampaikan pesan Allah kepada rakyat Niniwe. Yunus inginkan agar rakyat Niniwe dihukum Tuhan. Tetapi Allah tidak kabulkan doa Yunus sehingga Yunus menjadi putus asa. Yunus merasa bahwa kepentingannya tidak dituruti oleh Tuhan. Yunus menjadi kecewa dan putus asa karena Tuhan tidak turuti kemauannya. Apapun yang kita lakukan biarlah semuanya kita lakukan atas kehendak Tuhan.

Waktu Musa berhadapan dengan pengalaman yang sulit, Tuhan datang dan memberikan hikmat pada Musa untuk memimpin bangsa Israel. Seringkali Tuhan beri kita hikmat, sehingga ada orang yang beranggapan bahwa cukup bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain. Tetapi sebaliknya sebagai pelayan Tuhan meskipun kita mendapat hikmat dari Tuhan, kita harus tetap menjaga kebersamaan dengan yang lain, sebab itu kita harus selalu senantiasa menunjukkan kebersamaan yang baik itu.

Selama kita hidup, iblis dapat mencobai kita kapan dan dimana saja karena iblis selalu mencoba untuk menjatuhkan kita, salah satunya lewat berbagai masalah yang kita hadapi.

Supaya kita bisa menang dari masalah ada beberapa hal yang harus kita lakukan :

1. Kita harus tidak berkeputusan berdoa dan berjaga-jaga.

Berjaga-jaga harus jadi pakaian kita. Senantiasa berdoa dan berjaga-jaga. Setelah berdoa serahkan Tuhan tetapi tetap harus berjaga-jaga. Kuasa doa sungguh luar biasa.

2. Kita jangan beri tempat buat iblis.

Ada orang beri tempat buat iblis di perut, di telinga yang suka dengerin gosipnya orang lain, dimulut yang suka gosipin orang lain. Bila kita suka beri tempat buat iblis maka kelak kita akan menjadi putus asa.

3. Harus selalu perbaharui jasmani dan rohani kita.

Jangan bangga dengan yang dulu, setiap hari harus mengalami pembaharuan. Kita perlu makanan yang bergizi untuk jasmani dan rohani kita.

4. Pusat perhatian bukan pada diri sendiri tetapi pada Tuhan Yesus Kristus.

Karena di luar dari pada itu bisa melahirkan keputusasaan.

5. Kita harus beri perhatian terhadap orang-orang yang baik yang belajar mendelegasikan orang lain.

Yaitu kepada mereka yang memberi nasehat kepada kita bagaimana mendelegasikan orang lain, karena kita punya pusat perhatian pada Yesus dan selalu terbuka pada nasehat-nasehat yang baik

Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua, Amin!

MENGAPA ORANG PERCAYA HARUS KE GEREJA

Warta Jemaat – Edisi 40/2007 GPdI Tiberias Bogor
Minggu, 21 Oktober 2007

Ringkasan Khotbah Minggu, 14 Oktober 2007
“MENGAPA ORANG PERCAYA HARUS KE GEREJA”
Ayat Pokok : Mazmur 84 : 1 - 3
Oleh : Bpk. Pdt. R. Tim. Kastanya

Bila kita melihat gereja-gereja yang ada di Eropa Barat sampai ke Amerika ada kesan dari pengamatan langsung bahwa gereja disana sangat sedikit didatangi oleh orang percaya. Secara fisik bangunan gereja terlihat megah dan antik-antik tapi orang percaya yang hadir sangatlah sedikit. Sedangkan gereja di Indonesia banyak yang mendatanginya. Lihat saja hamba-hamba Tuhan yang sedang giat-giatnya bekerja untuk membangun Rumah Tuhan dari yang kecil, sedang, sampai yang besar.

Dan Pemazmur mengajarkan kita satu motivasi yang indah, mengapa kita harus ke Rumah Tuhan? Tujuannya:

1. Karena kerinduan yang sungguh-sungguh (Mazmur 84 : 3).

Berbicara tentang bersorak-sorai berarti berbicara soal kerinduan yang menggebu - gebu. Setelah kita menerima keselamatan dari Tuhan maka ada kewajiban buat kita untuk mendekati Tuhan dengan dilandasi kerinduan yang sungguh-sungguh. Bangsa Israel pernah berada di negeri pengasingan di Babel dan disana mereka tidak bisa beribadah kepada Allah.

Biarlah kita boleh mempunyai kerinduan yang tulus dan menggebu-gebu kepada Allah.

2. Rasa rindu dapat muncul pada seseorang karena ada Perasaan Cinta.

Kita ke gereja karena kita merindukan Allah yang didasari oleh rasa cinta kita kepada Allah. Itu berarti harus ada kemauan dan kesungguhan untuk mendekati Allah karena itu harus ada rasa cinta dan kerinduan yang menggebu-gebu kepada Allah.

Cintailah Tuhan dengan sebulat hatimu ini berbicara soal perintah. Bila kita ingin mendapatkan lawatan Allah, kita harus mencintai Tuhan Allah dengan sebulat hati kita, dan harus ada kemauan serta kesungguhan untuk mengalami lawatan Allah.

Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua! Amin

PENTINGNYA BERDOA DI PAGI HARI

Warta Jemaat – Edisi 39/2007 GPdI Tiberias Bogor
Minggu, 14 Oktober 2007

Ringkasan Khotbah Minggu, 07 Oktober 2007
“PENTINGNYA BERDOA DI PAGI HARI”
Ayat Pokok : Mazmur 5 : 4
Oleh : Bpk. Pdt. R. Tim. Kastanya

Ada berbagai alasan orang tidak berdoa di pagi hari baik itu karena ada urusan penting yang harus ia kerjakan, tergesa-gesa karena bangun kesiangan, lelah karena telah melakukan aktivitas hingga larut malam, ataupun karena malas (berdoa dan bangun pagi). Pemazmur mengatakan betapa pentingnya kita berdoa di pagi hari sehingga Mazmur 5 : 4 berkata : “TUHAN, pada waktu pagi Engkau mendengar seruanku, pada waktu pagi aku mengatur persembahan bagi-Mu, dan aku menunggu-nunggu”.

Sejak zaman Musapun Allah menghendaki umatNya untuk bangun pagi, Allah memberikan berkatNya kepada bangsa Israel di padang gurun yang berupa roti sebelum matahari terbit sebab setelah matahari terbit, roti itu akan mencair (Keluaran 16 : 14, 15, 21, 31). Roti ini disebut orang Israel MANNA.

Mengapa kita harus berdoa di pagi hari?

1. Kita harus mensyukuri sepanjang malam penjagaan Tuhan atas kehidupan kita.

2. Allah mempersiapkan apa yang menjadi kebutuhan manusia termasuk anak-anak ketebusanNya untuk hari yang baru (esok hari)

3. Kita harus menyadari bahwa hari yang baru yang kita hadapi merupakan hari yang penuh tantangan sebab itu kita perlu pertolongan dan kekuatan dari Tuhan untuk menghadapi tantangan tersebut.

Ada 6 kuasa doa:

1. Doa itu mematikan dosa

Begitu kita memasuki hidup yang baru ada 2 pilihan buat kita, yaitu berserah kepada Tuhan atau kepada Iblis. Jika kita berdoa dengan tidak bersungguh - sungguh ( tidak berlandaskan iman dan kebenaran Firman Tuhan) maka kita berada dalam genggaman Iblis, tetapi jika kita berdoa dengan sungguh-sungguh, Iblis tahu bahwa kita bukan lagi hak dia karena kita telah menyerahkan hidup kita kepada Tuhan. Apabila kita duduk dibawah kaki Tuhan berseru memohon mohon ampun kepada Tuhan, kita dijamah oleh Tuhan maka saat itulah dosa kita yang kotor akan diampuni (dihapuskan) seperti Yesaya 1 : 18 berkata : ”Marilah, baiklah kita berperkara! --firman TUHAN--Sekalipun dosamu merah seperti kirmizi, akan menjadi putih seperti salju; sekalipun berwarna merah seperti kain kesumba, akan menjadi putih seperti bulu domba”. Setelah itu bagaimana caranya kita menjaga kekudusan hidup kita? Caranya yaitu dengan melakukan apa yang menjadi kebenaran Firman Tuhan dan dipenuhkan Roh Kudus karena Firman Tuhan dan Roh Kuduslah yang akan menyucikan kehidupan kita setiap hari.

2. Doa itu membawa kuasa

Maksudnya kuasa Allah bekerja melalui doa kita sebab setiap orang percaya yang suka berdoa (banyak berdoa) berarti sering melihat kuasa Tuhan yang ajaib bekerja. Namun jika seorang yang suka berdoa tetapi tidak melihat kuasa Tuhan yang ajaib bekerja, berarti orang tersebut perlu memperbaiki kehidupan doanya yaitu berdoa dengan berlandaskan iman. Doa yang berlandaskan iman dapat kita temukan dalam Lukas 8 : 43 - 48 (perempuan yang sudah 12 tahun mengalami pendarahan akhirnya dapat sembuh).

3. Doa itu memberikan kemenangan

Pada peristiwa bangsa Israel berperang dengan bangsa Amalek yang dipimpin oleh Yosua, dimana Musa, Harun, dan Hur naik ke puncak bukit untuk berdoa. Musa berdoa kepada Tuhan dengan mengangkat tangannya maka keadaan bangsa Israel lebih kuat, tetapi ketika Musa menurunkan tangannya, keadaan bangsa Amalek lebih kuat. Karena tangan Musa penat, mereka mengambil sebuah batu supaya Musa dapat duduk diatasnya kemudian Harun dan Hur menopang kedua belah tangannya, seorang di sisi yang satu, seorang di sisin yang lain, sehingga tangan Musa tidak bergerak sampai matahari terbenam dan akhirnya Yosua bersama bangsa Israel mengalahkan bangsa Amalek (Keluaran 17). Amalek berbicara tentang persoalan-persoalan hidup dan kuasa-kuasa kegelapan (iblis dengan segala tipu daya muslihatnya). Dengan demikian seorang pendoa tersebut akan mengalami kemenangan yang ajaib yang akan didapatkan (banyak berdoa berarti banyak kemenangan).

4. Doa itu menghasilkan hidup suci

Musa yang naik ke gunung Sinai untuk bercakap-cakap dengan Tuhan selama 40 hari 40 malam setelah turun dari gunung Sinai raut wajahnya bercahaya (penuh kemuliaan) sehingga orang takut mendekatinya. Untuk itu Musa harus menggunakan selubung supaya dapat bercakap-cakap dengan orang lain (Keluaran 34). Begitu juga dengan kita sebagai orang-orang percaya yang beriman dekat dengan Tuhan dan suka berdoa maka dari dalam diri kita terpancar suatu kemuliaan yang luar biasa. Dengan berdoa kita dapat menghasilkan kehidupan yang suci.

5. Doa itu menghilangkan semua halangan dan rintangan

Rasul Petrus yang karena menyiarkan Injil (kabar keselamatan) ia dipenjara, tetapi jemaat Tuhan terus mendoakan Rasul Petrus sehingga akhirnya Rasul Petrus dapat keluar dari penjara (Kisah Para Rasul 12). Kisah diatas menjelaskan kepada kita bahwa dengan berdoa pintu penjara dapat terbuka sehingga Rasul Petrus dapat keluar dari penjara. Begitu juga dengan kita, mungkin saat ini kita mengalami kehidupan yang terkurung di penjara entah itu karena permasalahan, persoalan, ataupun tekanan kehidupan yang menghimpit, ingat apabila kita ingin mengalami kemenangan dalam berbagai kendala maka kita harus bertekun di dalam doa seperti I Tesalonika 5 : 17 berkata : “Tetaplah berdoa” baik dijawab ataupun belum dijawab kita harus tekun dalam berdoa. Jika kita tekun berdoa, maka pasti semua rintangan, persoalan, dan permasalahan kehidupan ini dapat terselesaikan.

6. Doa itu dapat menyebabkan Kristus menyatakan diriNya kepada kita

Kita yakin bahwa visi kita sangat jelas dan memungkinkan untuk kita melihat perkara-perkara dalam proporsi yang sebenar-benarnya. Kita dapat percaya meskipun tidak melihat secara kasat mata bahwa Allah dengan segala malaikatNya menjadi pagar keliling dan menyertai kita. Kehidupan doa kita harus dipertahankan secara terus menerus dengan tekun, disiplin, teratur, tetap teguh, serta kontinu, jangan berhenti waktu kita sudah mendapat jalan keluar, dan jangan berhenti karena belum mendapat jalan keluar tetapi harus dilakukan terus menerus. Ada kalimat dalam ayat waktu di taman Getsemani : “walaupun hati berkehendak yang baik tapi tubuh ini lemah” seringkali kita menggunakan alasan seperti itu tetapi hendaknya kita bertindak minta kekuatan dari Tuhan dan tidak menggunakan alasan tersebut sebab itu kita ingat pesan Tuhan Yesus : “berjaga-jagalah dan berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan”.

Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua! Amin

MENGHORMATI HARI SABAT

Warta Jemaat – Edisi 38/2007 GPdI Tiberias Bogor
Minggu, 07 Oktober 2007

Ringkasan Khotbah Minggu, 30 September 2007
“MENGHORMATI HARI SABAT”
Ayat Pokok : Yesaya 58 : 13 - 14
Oleh : Bpk. Pdt. R. Tim. Kastanya

Hari Sabat berbicara tentang hari yang ke-7, kita ingat Allah menciptakan langit dan bumi dengan segala isinya selama 6 hari, dan pada hari yang ke-7, Allah beristirahat. Alkitab menulis bahwa Allah mengajarkan kepada bangsaNya untuk menghormati hari Sabat sebab hari Sabat (hari kudus / perhentian / istirahat) adalah kehendakNya dan waktuNya Tuhan (Yesaya 58 : 13). Jika disinkronisasikan dengan sistem penanggalan yang kita gunakan sekarang, hari Sabat itu kita peringati setiap hari Minggu. Tuhan menghendaki setelah kita bekerja selama 6 hari, di hari Sabat kita gunakan untuk beristirahat yaitu dengan mendekatkan diri kepada Tuhan dalam beribadah (bergereja) sebagai kenikmatan yang Tuhan berikan kepada kita.

Mengapa orang coba mencoba melanggar hukum Tuhan (menjauhkan diri daripada hari beribadah)? Dunia mempunyai motto sendiri : “Time is Money” (waktu adalah uang), sebab waktu itu adalah uang, orang mengejarnya (berlelah-lelah / berperang untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginannya) mati-matian hingga tetes darah penghabisan. Tahukah saudara menurut penelitian bahwa orang yang sehat membutuhkan waktu tidur 7 jam / malam. Jika seseorang mengurangi waktu tidurnya (<> 7 jam / malam), orang tersebut memiliki kecenderungan dihinggapi depresi, hipertensi bahkan kematian akibat penyakit jantung. Begitu pentingnya bagi kita memililiki waktu istirahat yang cukup, untuk menjaga kesehatan tubuh kita, sebab jika kita terlalu lelah, pikiran kita dapat menjadi kacau, berpikir negatif, dan pendek sehingga penyesalan itu dapat datang ketika salah membuat keputusan.

Ada penerapan yang keliru dalam pemakaian istirahat, yaitu Amsal 19 : 15 berkata : “Kemalasan mendatangkan tidur nyenyak, dan orang yang lamban akan menderita lapar” dan Amsal 24 : 30 – 34 berkata : “...Tidur sebentar lagi, mengantuk sebentar lagi, melipat tangan sebentar lagi untuk tinggal berbaring, maka datanglah kemiskinan seperti seorang penyerbu, dan kekurangan seperti orang yang bersenjata”. Sama seperti rohani kita, kalau lelah dibiarkan tertidur malas beribadah maka rohani kita miskin. Orang yang tidak menghargai hari sabat, rohaninya akan mengalami kelelahan bahkan dapat berakibat rohaninya mati. Bagaimana kita mengatasi kelelahan itu dengan istirahat yang benar?

1. Duduk di bawah kaki Tuhan dengan mendengarkan dan meningkatkan kerohanian kita

(Lukas 10 : 38 – 42).

2. Berbakti / beribadah kepada Tuhan pada hari Sabat (Minggu) atau hari-hari tertentu yang dikhususkan (Yesaya 58 : 13 - 14).

3. Beristirahat yang cukup (Yohanes 6 : 15 & Markus 6 : 30 – 31). Yesus mengajar jika kita ingin lebih berpotensi / berhasil hendaknya kita mengambil waktu untuk beristirahat (duduk dibawah kaki Tuhan, beribadah, dan istirahat yang cukup), sehingga kesegaran itu dapat kita peroleh kembali setelah kita beristirahat yang cukup seperti Yeremia 31 : 25 – 26 berkata : “Sebab Aku akan membuat segar orang yang lelah, dan setiap orang yang merana akan Kubuat puas. Sebab itu aku bangun dan melihat; tidurku menyenangkan”.

Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua, AMIN!

PENUHILAH HIDUPMU DENGAN FIRMAN TUHAN

Warta Jemaat – Edisi 37/2007 GPdI Tiberias Bogor
Minggu, 30 September 2007

Ringkasan Khotbah Minggu, 23 September 2007
"PENUHILAH HIDUPMU DENGAN FIRMAN TUHAN"
Ayat Pokok : Roma 12 : 1 - 2
Oleh : Bpk. Pdt. R. Tim. Kastanya

Roma 12 : 1 - 2 berkata : “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati. Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat membedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna”. Rasa khawatir seringkali dapat muncul dalam kehidupan kita tanpa bisa diduga baik waktu dan tempatnya. Kita tahu bahwa rasa khawatir itu sangat mengganggu dan menekan hidup kita, untuk mengatasi permasalahan tersebut kita berusaha untuk berdoa supaya rasa khawatir itu dapat hilang dari kehidupan kita. Setelah berdoa rasa khawatir itu hilang tapi tidak lama kemudian, kita mulai merasakan rasa khawatir itu muncul kembali. Kita bingung dan bertanya dalam hati mengapa rasa khawatir itu dapat muncul kembali padahal kita sudah berdoa dengan khusuk bahkan hingga menangis mencucurkan air mata?

Begitu juga dengan kebiasaan-kebiasaan yang tidak baik seperti merokok, mencuri, gonta-ganti pacar, berbohong, dan lain sebagainya. Apabila kita mencoba melihat dan mengkoreksi kehidupan kita, kebiasaan ini seringkali terulang kembali, tentu kita berharap bahwa kebiasaan-kebiasaan tersebut dapat lepas dari kehidupan kita. Lalu yang menjadi permasalahan yaitu kenapa kebiasaan-kebiasaan ini selalu terulang kembali? Lukas 11 : 24 - 26 berkata : "Apabila roh jahat keluar dari manusia, iapun mengembara ke tempat-tempat yang tandus mencari perhentian, dan karena ia tidak mendapatnya, ia berkata: Aku akan kembali ke rumah yang telah kutinggalkan itu. Maka pergilah ia dan mendapati rumah itu bersih tersapu dan rapih teratur. Lalu ia keluar dan mengajak tujuh roh lain yang lebih jahat dari padanya, dan mereka masuk dan berdiam di situ. Maka akhirnya keadaan orang itu lebih buruk dari pada keadaannya semula." Seorang anak Tuhan, seorang pendoa, seorang yang merasa dirinya penuh dengan kekurangan (karakter yang tidak baik) kemudian ia menaruh di bawah kaki Tuhan, Alkitab mengatakan bahwa orang itu sedang menata kehidupannya menjadi seperti rumah yang bersih tersapu dan rapih teratur (yaitu ia sedang menjalankan ibadahnya yang murni dihadapan Tuhan). Tetapi apakah ada jaminan rumah yang bersih tersapu dan rapih terapur itu dapat terhindar dari polusi? Artinya apakah seorang yang menjalankan ibadah yang murni dihadapan Tuhan, orang itu dapat terhindar atau tidak terkena sifat-sifat lamanya muncul kembali? Ayat diatas mengajar ternyata ibadah yang murni (rajin berdoa, hidup kudus dengan pujian dan penyembahan, dan rajin beribadah) bukan merupakan suatu jaminan. Jika kita menyimak cerita perjalanan bangsa Israel menuju tanah perjanjian, yaitu tanah Kanaan, ada tantangan dan pengujian yang harus dihadapi terlebih dahulu yang harus dialami oleh bangsa tersebut, setelah itu mereka harus dipimpin oleh seseorang yang dapat memimpin mereka untuk dapat menuju ke negeri yang dijanjikan itu, yaitu Allah sendiri. Memang kita harus memiliki rumah yang bersih tersapu dan rapih teratur (ibadah yang murni dihadapan Tuhan) tetapi apakah artinya jika rumah yang bersih tersapu dan rapih teratur itu didalamnya tidak ada sesuatu yang terjadi (tidak ada penyerahan diri, tidak penuh dengan Firman Tuhan, dan tidak menempatkan Tuhan diatas segala-galanya dalam kehidupan)? Kemudian iblis yang telah keluar mencari tempat perhentian tetapi tidak mendapatkan tempat yang nyaman, maka ia kembali bersama 7 kawannya yang lebih jahat dari dirinya untuk masuk dan berdiam dalam tubuh orang tersebut (terjadi kebangkitan setan pada diri orang tersebut). Dan apa yang terjadi dalam kehidupan manusia yang seperti itu?

Tidak ada seorang pun yang dapat mengalahkan kejahatan dan tidak ada seorang percaya yang dapat mengalahkan dosa, yang dapat mengalahkan semua itu hanya Yesus Kristus. Oleh karena itu dalam setiap pujian, penyembahan, doa, aktivitas, dan apapun yang kita lakukan, kita sertakan Yesus dan tempatkan Yesus diatas segalanya. Setelah itu bagaimana supaya kejahatan-kejahatan itu tidak lagi berhubungan dengan kita? Roma 12 : 2 berkata : “...tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu...” Waktu kita belum mengenal dan percaya Yesus, kehidupan kita diisi oleh hal-hal duniawi, tetapi setelah kita mengenal dan percaya Yesus, kehidupan kita diisi oleh kebenaran Firman Tuhan (terjadi pertukaran dalam kehidupan kita). II Korintus 10 : 3 - 5 berkata : “Memang kami masih hidup di dunia, tetapi kami tidak berjuang secara duniawi, karena senjata kami dalam perjuangan bukanlah senjata duniawi, melainkan senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah, yang sanggup untuk meruntuhkan benteng-benteng. Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus” Dijelaskan ayat diatas, bahwa senjata kita dalam perjuangan melawan iblis bukanlah senjata duniawi (nuklir, bom, pistol) tetapi senjata kita adalah senjata yang diperlengkapi dengan kuasa Allah. Bagaimana kita melawan strategi atau benteng si iblis yang ia terapkan untuk menghancurkan iman percaya kita kepada Allah? Ada 3 hal yang dapat kita pakai untuk melawan strategi iblis supaya kita hidup berkemenangan yaitu :

1. Memiliki kesukaan akan Firman Tuhan dan merenungkannya siang dan malam (Mazmur 1 : 1 - 2). Untuk menerapkan ayat diatas kita harus memiliki keseriusan dalam melakukannya, oleh karena itu kita harus mengikuti aturan sehingga kita dapat hidup tenang dengan bersandar pada Tuhan.

2. Menyimpan janji Tuhan dalam hati, yaitu dengan menghafal ayat Firman Tuhan dan mengisi pikiran kita dengan Firman Tuhan (Mazmur 119 : 11). Dengan menghafal ayat Firman Tuhan dan mengisi pikiran kita dengan Firman Tuhan, berarti kita sedang menukar pikiran kita yang lama (duniawi) dengan pikiran kita yang baru (Firman Tuhan) sehingga yang diperoleh apabila kita menerapkannya dengan sungguh-sungguh maka kelepasan demi kelepasan akan terjadi.

3. Memakai Jaminan dari Firman Tuhan, yaitu segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Filipi 4 : 13).

Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua, AMIN!