27 April 2008

JANGAN MUDAH TERSINGGUNG

Ringkasan Khotbah Ibadah Umum ke-2 [Minggu, 20 April 2008]
“JANGAN MUDAH TERSINGGUNG”
Ayat pokok : II Samuel 17 : 23
Pembicara :
J.L. Pardede

Dalam ayat pokok tersebut diberikan salah satu contoh akibat orang yang mudah tersinggung. Ahitofel memberikan nasihat kepada Absalom, namun ternyata Absalom lebih memilih untuk melaksanakan nasihat Husai. Ahitofel yang melihat nasihatnya tidak dilaksanakan oleh Absalom, merasa tersinggung dan akhirnya memutuskan untuk bunuh diri.

Dari ayat pokok tersebut kita dapat memetik pelajaran bahwa orang yang mudah tersinggung itu tidaklah baik. Yesus sendiri memberikan teladan bahwa Ia adalah pribadi yang lemah lembut dan tidak mudah tersinggung. Dalam Lukas 9 : 51 - 58, Yesus menyuruh beberapa orang utusan untuk mendahului Yesus menuju ke suatu desa orang Samaria untuk mempersiapkan segala sesuatu bagi-Nya. Namun ternyata orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Yesus karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Ketika Yohanes dan Yakobus mulai tersinggung dan menanyakan kepada Yesus apakah orang-orang Samaria itu hendak dibinasakan dengan api turun dari langit, Yesus malah menunjukkan sikap yang sebaliknya. Yesus tidak tersinggung dengan perlakuan orang-orang Samaria itu bahkan Yesus menegor Yohanes dan Yakobus. Akhirnya Yesus dan rombongan-Nya pindah ke perkampungan lain untuk menginap. Contoh lain dari Yesus yang tidak mudah tersinggung adalah dalam Lukas 4 : 16 - 30, ketika Yesus ditolak di Nazaret

Dalam pergaulan kehidupan kita, pasti akan ada sikap-sikap dari orang di sekitar kita yang membuat kita tersinggung. Namun kita harus mempunyai sikap seperti Yesus yang murah hati dan tidak mudah tersinggung. Misalnya dalam kehidupan sosial kita di gereja, kita jangan mudah tersinggung terhadap anggota jemaat yang lain, apalagi terhadap gembala gereja. Dalam Yeremia 3 : 15, “Aku akan mengangkat bagimu gembala-gembala yang sesuai dengan hati-Ku; mereka akan menggembalakan kamu dengan pengetahuan dan pengertian.” Dengan jelas dikatakan bahwa gembala jemaat adalah orang yang diangkat oleh Yesus sendiri untuk menggembalakan jemaat. Tugas seorang gembala jemaat tidaklah mudah namun Yesus yang telah mengangkat gembala jemaat, juga akan mengaruniakan pengetahuan dan pengertian kepada gembala jemaat. Bila ada perbuatan / perkataan gembala jemaat yang mungkin menyinggung kita, maka kita harus dapat menguasai diri kita agar kita jangan sampai tersinggung.

Selain kita jangan mudah tersinggung dalam pergaulan kita sehari-hari, yang lebih penting adalah kita jangan sampai pernah tersinggung terhadap Tuhan. Dalam keadaan apapun, kita harus tetap bersuka cita karena nama kita telah tertulis di kitab kehidupan di Surga.

Yesus mengajarkan kepada kita agar kita jangan mudah tersinggung. Sebelum Yesus menyuruh kita agar jangan mudah tersinggung, Ia telah menunjukkan dengan perbuatan-Nya bagaimana Yesus sendiri tidak mudah tersinggung. Kalau ada hal-hal yang membuat kita tersinggung, maka kita dapat mengatasinya dengan Firman Tuhan. Tuhan Yesus Memberkati sekalian!

HIDUP YANG DIBERKATI

Ringkasan Khotbah Ibadah Ke-2 [Minggu, 13 April 2008]
“HIDUP YANG DIBERKATI”
Ayat pokok : Mazmur 23 : 1 – 6
Pembicara
: Pdt. Harry Sanger (Surabaya)

Dalam ayat pokok tersebut, Pemazmur ingin mengingatkan bahwa Yesus adalah gembala yang baik. Karena Yesus adalah gembala yang baik maka ia akan mencukupi segala kebutuhan kita baik jasmani dan rohani sehingga kita tidak perlu takut dan khawatir dalam menghadapi kehidupan ini. Pada ayat pokok tersebut juga terdapat janji Tuhan bahwa bila kita sebagai umatNya adalah domba-dombaNya Yesus, maka kita tidak akan kekurangan jika kita senantiasa mau dipimpin olehNya. Kita yang ada di dalam Tuhan akan memperoleh :

1. Kebutuhan Jasmani

Dalam Mazmur 6 : 2a, ”Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau”. Bila seekor domba berada di padang yang berumput hijau maka domba tersebut tidak akan pernah merasa kelaparan.

2. Damai

Dalam Mazmur 6 : 2b, ”Ia membimbing aku ke air yang tenang”. Di tengah dunia yang makin menakutkan, Tuhan akan senantiasa membimbing domba-dombaNya ke air yang tenang hingga domba-dombaNya senantiasa memperoleh damai.

3. Pemulihan

Dalam Mazmur 6 : 3a, ”Ia menyegarkan jiwaku”. Daud pernah mengalami tekanan jiwa / stress ketika ia mengandalkan dirinya sendiri sehingga Daud kehilangan semangat dan sukacita. Namun ketika gembala memimpin hidup Daud, Daud mengalami pemulihan sehingga Daud bersemangat dan bersuka cita kembali. Pemulihan yang dialami Daud, dapat dialami oleh kita juga bila Gembala memimpin hidup kita.

4. Pimpinan

Dalam Mazmur 6 : 3b, ”Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya”. Domba mudah sekali tersesat bila ia tidak dalam pimpinan sang penggembala. Begitu juga kita, bila Yesus tidak memimpin hidup kita maka kita akan tersesat dalam mengikuti jalanNya Tuhan. Firman Tuhan adalah Allah (Yohanes 1 : 1). Di tengah dunia yang gelap Firman Tuhan adalah sebagai suluh dan pelita yang akan menerangi jalan kita agar kita tidak tersesat.

5. Keberanian

Dalam Mazmur 6 : 4a, ”Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku”. Dalam hidup kita ini sekalipun kita dipimpin oleh gembala, bukan berarti kita tidak akan menghadapi permasalahan hidup. Namun perbedaannya bila kita dipimpin oleh gembala adalah kita akan berani untuk menghadapi masalah hidup itu.

6. Penghiburan

Dalam Mazmur 6 : 4b, ”gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku.” Di dunia ini banyak sekali hiburan-hiburan yang ditawarkan namun hiburan-hiburan yang ditawarkan dunia itu tidak ada yang sempurna. GadaMu berbicara tentang Firman Tuhan. Firman Tuhan akan mampu memecahkan segala persoalan kita. Tongkat berbicara tentang kuasa. Laut Teberau dapat dibelah oleh tongkat di tangan Musa dengan kuasa dari Allah. Bila Yesus memimpin hidup kita maka saat kita sedang berberat hati, gada dan tongkat itulah yang menjadi hiburan sempurna kita.

7. Sukacita

Dalam Mazmur 6 : 5, ”Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah.” Minyak berbicara tentang Roh Kudus. Piala berbicara kehidupan orang percaya. Salah satu buah Roh adalah sukacita. Bila Yesus memimpin hidup kita maka Roh Kudus akan memenuhi hidup kita hingga melimpah yang berarti sukacita dalam hidup kita juga akan melimpah.

8. Anugerah

Dalam Mazmur 6 : 6a, ”Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku”. Kebajikan dan kemurahan adalah anugerah Allah. Bila Yesus memimpin hidup kita, berarti anugerah Allah akan senantiasa ada di dalam hidup kita.

9. Tempat kediaman yang kekal

Dalam Mazmur 6 : 6b, ”dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa”. Ayat terakhir ini adalah klimaks berkat Tuhan yang Tuhan janji penuhkan bila Yesus memimpin hidup kita. Tempat kediaman kita di dunia ini hanyalah sementara. Kediaman sepanjang masa itu adalah surga. Bila kita dipimpin oleh Yesus maka Tuhan berjanji, Surga akan diberikan kepada kita.

Saat kita dipimpin oleh Tuhan kita tidak akan mengalami kekurangan karena Tuhan telah berjanji mencukupkan segala sesuatunya baik itu kebutuhan jasmani maupun kebutuhan rohani. Bila Tuhan sudah berjanji maka Tuhan akan memenuhi janjiNya itu. Agar kita tidak kekurangan maka biarlah kehidupan kita senantiasa berada dalam pimpinan Yesus. Tuhan Yesus memberkati!

DILAHIRKAN KEMBALI

Ringkasan Khotbah Ibadah Raya (Minggu, 6 April 2008)
“DILAHIRKAN KEMBALI”
Ayat pokok : Yohanes 3 : 1 – 5
Pembicara :
Pdt. R. Timotius Kastanya

Proses kelahiran kembali adalah suatu proses yang tidak boleh diabaikan karena proses ini menyangkut dengan keselamatan seseorang. Kelahiran kembali harus dialami seseorang bila orang tersebut ingin mendapatkan janji Allah tentang Kerajaan Surga.

Kelahiran kembali juga diyakini oleh agama lain, namun makna kelahiran kembali yang diyakini oleh agama lain itu berbeda dengan makna kelahiran kembali dalam Kristen. Makna kelahiran kembali dalam agama Kristen dapat terjadi dalam kehidupan seseorang kalau Roh Kudus dan Firman Allah berkarya dalam kehidupan orang tersebut. Agar Roh Kudus dan Firman Allah dapat berkarya dalam hidup kita maka kita harus membuka hati kita dan mengizinkan Roh Kudus dan Firman Allah bekerja. Saat kita mengalami kelahiran kembali maka sesuatu perubahan akan terjadi dalam hidup kita.

Kelahiran kembali yang diyakini oleh kepercayaan lain terjadi saat kehidupan manusia di dunia ini berakhir. Menurut mereka, saat manusia meninggal maka kemudian akan dilahirkan kembali dalam wujud / kehidupan orang yang lain. Bila karma hidup kita saat ini baik maka saat kita dilahirkan kembali kita akan mengalami peningkatan status, namun bila karma hidup kita saat ini jelek maka kita akan dilahirkan dengan status yang lebih rendah. Dalam bahasa inggris, kelahiran kembali yang diyakini oleh kepercayaan lain dipakai kata reincarnation sedangkan dalam Alkitab digunakan kata regeneration. Menurut Alkitab setelah kehidupan kita saat ini berakhir (kita meninggal) maka perjalanan hidup kita selesai saat itu juga jadi tidak ada kelahiran kembali. Proses kelahiran kembali menurut Alkitab terjadi saat kita masih hidup.

Contoh tentang keselamatan berhubungan dengan kelahiran kembali karena membuka diri terhadap Roh Kudus dan Firman Allah:

1. Mata

Mata digunakan untuk melihat berbagai hal. Mata dapat digunakan untuk melihat yang baik dan yang buruk. Dalam Matius 7 : 3 - 5 dikatakan bahwa umumnya manusia sangat mudah melihat hal yang buruk dalam diri orang lain namun sukar melihat hal yang buruk dalam dirinya sendiri. Orang yang sudah dilahirkan kembali harus merubah cara pandang seperti ini dan menuruti cara pandang Yesus. Dalam Yesaya 1 : 18, dikatakan bahwa Yesus tidak lagi melihat dosa manusia. Jadi kita juga harus berusaha agar jangan selalu melihat dosa kesalahan orang lain.

2. Pikiran

Kita dapat berpikir untuk hal yang positif dan negatif. Seringkali pikiran negatif terhadap orang lain itu muncul dalam pikiran kita sehingga kita menghakimi orang lain, padahal belum tentu pikiran negatif itu sesuai dengan kenyataan yang sebenarnya. Untuk menghindari pikiran-pikiran yang negatif terhadap orang lain maka lebih baik kalau kita mengarahkan pikiran kita terhadap perkara-perkara yang di atas seperti yang tercantum dalam Kolose 3 : 1 - 2. Bila pikiran kita fokus pada perkara-perkara di atas, maka pikiran kita tidak akan sempat untuk berpikiran negatif terhadap orang lain.

3. Mulut

Mulut juga dapat digunakan untuk membicarakan hal-hal yang positif dan berguna namun dapat juga digunakan untuk membicarakan hal-hal yang negatif dan tidak berguna. Di dalam mulut kita ini ada kutuk dan berkat, tergantung kata-kata yang kita keluarkan. Bila kita selalu berbicara hal-hal yang negatif maka tidak aneh bila hal-hal negatif itu kemudian menjadi kenyataan. Bila kita sudah mengalami kelahiran kembali maka kita seharusnya berhati-hati dalam menggunakan mulut kita ini dan menggunakan mulut ini hanya untuk hal-hal yang bermanfaat saja seperti “Tuhan Memberkati”. Saat kita mendengar ucapan dari seseorang maka kita dapat mempertimbangkan beberapa hal sebelum kita menanggapinya:

  • Apakah kabar yang kita dengar itu berasal dari orangnya langsung atau tidak? Bila bukan dari orangnya langsung kita harus berhati-hati dalam menarik kesimpulan dari pembicaraan itu sebab dikhawatirkan pesan itu telah mengalami perubahan makna saat pembicaraan dari satu orang ke orang yang lain sebagai pembawa pesan.
  • Dari sekian banyak kata-kata yang diucapkan pasti ada sisi yang baiknya. Jadi kita harus bisa melihat ucapan yang baiknya itu. Jangan ucapan yang buruk-buruk saja yang dilihat.
  • Apakah ucapan itu bermanfaat atau tidak?

Bila ketiga perubahan dari anggota tubuh itu sudah terjadi dalam kehidupan kita maka hal tersebut akan sangat membantu gereja untuk bertumbuh dan berkembang kearah yang lebih baik. Jadi mari kita kita buka hati dan biarkan Firman Allah dan Roh Kudus bekerja dengan sebaik-baiknya agar kita senantiasa mengalami kelahiran kembali. Tuhan Yesus memberkati kita sekalian!

KEHENDAK ALLAH

Ringkasan Khotbah Umum Raya [Minggu, 30 Maret 2008]
“KEHENDAK ALLAH”
Ayat Pokok : Matius 7 : 21 – 23
Pembicara :
Pdt. R. Timotius Kastanya


Yesus memperkenalkan perbedaan antara orang Kristen yang hanya pandai berteori dengan orang Kristen yang benar-benar melakukan Firman Allah. Dalam ayat pokok tersebut Yesus mengusir 2 kelompok orang yaitu:

1. Kelompok orang yang telah berseru Yesus adalah Tuhan. Dalam hal ini berarti mereka telah mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan. Untuk mengakui Yesus sebagai nabi tidaklah sukar. Hampir seluruh orang di dunia ini mengakui Yesus adalah nabi. Namun sulit bagi sebagian orang untuk mengakui Yesus sebagai Tuhan sebab mereka mempunyai Tuhan sendiri.

2. Kelompok orang yang sudah dapat dikatakan sebagai pelayan-pelayan Tuhan. Mereka telah bernubuat, mengusir setan, dan melakukan mujizat dengan memakai nama Tuhan.

Sekalipun orang-orang tersebut sudah mengenal Yesus, mengakui Yesus sebagai Tuhan bahkan sebagai pelayan-pelayan Tuhan, namun Tuhan mengusir mereka dengan kata ”Enyahlah”. Dalam bahasa Inggris kata enyahlah, menggunakan kata lawlessness yang berarti orang-orang yang tidak peduli hukum. Kata itu dalam II Tesalonika 2 : 9 dipakai untuk iblis / antek-antek Antikris. Hal ini berarti Yesus mengusir orang-orang tersebut selayaknya mengusir iblis / antek-antek Antikris atau dapat juga dikatakan mereka dianggap sebagai pengikut iblis.

Mereka diusir karena mereka tidak melakukan kehendak Bapa. Kehendak Bapa itu lebih dari segalanya (lebih dari melakukan mujizat, lebih dari bernubuat dan lebih dari sekadar mengusir setan). Bila kita melakukan apa yang Bapa kehendaki berarti kita telah melakukan hal yang paling dapat menyenangkan hati Bapa. Menyenangkan hati Bapa itu harus kita jadikan sebagai hal yang paling penting dalam kehidupan kita, apalagi kita telah hidup di akhir zaman.

Yesus sendiri telah memberikan contoh bahwa Ia melakukan kehendak Bapa. Contoh itu Ia berikan ketika Ia berdoa di Taman Getsemani. Merupakan hal yang berat bagi Yesus menghadapi cawan anggur yang dihadapannya, namun Ia menyerahkan kembali segala sesuatunya sesuai dengan kehendak Bapa.

Dalam Matius 7 : 24 - 27 terdapat kelompok yang mendengar perkataan Allah. Kelompok tersebut dinamakan sebagai kelompok orang-orang yang bijaksana. Dalam ayat tersebut dikatakan bahwa hujan, badai, dan banjir akan dialami oleh setiap orang baik orang yang mendengar perkataan Allah maupun orang yang tidak mendengar perkataan Allah. Letak perbedaannya adalah ketika hujan, badai, dan banjir dialami oleh orang yang mendengar perkataan Allah, jaminan pemeliharaan Tuhan juga dialami oleh orang-orang tersebut. Karena Tuhan sudah menjamin akan memelihara kita maka kita tidak usah takut dan berusaha mencari tahu apa yang akan terjadi agar kita bisa bersiap-siap menghindarinya, namun yang lebih penting adalah kita menanamkan dalam diri kita agar kita selalu rindu melakukan kehendak Bapa.

Dalam Yohanes 15 : 9 - 12, dikatakan bahwa saling mengasihi adalah salah satu keinginan Bapa yang harus kita perbuat.

Kehendak Allah ada dalam Firman Allah. Setiap Minggu saat kita mendengar Firman Allah akan membuat kita semakin mengenal kehendak Allah. Kita harus melakukan semua kehendak Allah dan jangan dipilih-pilih, misalnya kita hanya melakukan kehendak Bapa yang sesuai dengan kemampuan dan keinginan kita saja.

Dalam Wahyu 3 : 7 - 8, 10 adalah contoh jemaat yang melakukan kehendak Allah. Dalam ayat tersebut 2 kali penulis Kitab Wahyu menuliskan ”engkau menuruti Firman-Ku”. Ada 2 berkat yang diperoleh jemaat Filadelfia karena melakukan kehendak Allah, yaitu:

1. Aku menyediakan pintu yang terbuka.

Bila Allah sudah membuka jalan maka tidak akan ada yang dapat menutup/menghalangi jalan itu sehingga kehidupan mereka akan senantiasa lancar.

2. Pada hari pencobaan, yang akan datang atas seluruh dunia, Allah melidungi mereka.

Saat ini bila kita mengalami bencana, kita mungkin masih akan dapat bantuan dari orang atau bangsa lain. Namun saat pencobaan datang atas seluruh dunia, maka yang akan menolong kita adalah Allah sendiri.

Contoh orang yang melakukan kehendak Allah ada dalam Kejadian 26. Dalam ayat tersebut, Allah menyuruh Ishak untuk tinggal di Gerar. Ishak taat dan melakukan kehendak Allah. Walaupun Ishak tinggal dan menabur di suatu tempat yang tidak menjanjikan (dari sudut pandang manusia), namun Ishak mendapat hasil seratus kali lipat dan menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya. Apa yang kelihatan mustahil bagi manusia namun bagi Allah tidaklah mustahil. Tuhan Yesus Memberkati sekalian!

PENDORONG PERTUMBUHAN GEREJA TUHAN

Ringkasan Khotbah Ibadah Raya [Minggu, 23 Maret 2008]
“PENDORONG PERTUMBUHAN GEREJA TUHAN”
Ayat pokok : Wahyu 11 : 1
Pembicara : Pdt. R. Timotius Kastanya

Kitab Wahyu ditulis oleh Rasul Yohanes setelah ia mendapat penglihatan / wahyu dari Tuhan di pulau Patmos. Dalam penglihatan Yohanes tersebut, Allah memberikan kepada Yohanes sebatang buluh yang mirip tongkat pengukur dan menyuruhnya untuk mengukur :

1. Bait Suci Allah

Bait Suci Allah seringkali diartikan dengan kehidupan anak-anak Tuhan dan bagaimana cara kita beribadah.

2. Mezbah

Bagaimana kehidupan kita, kita taruh di atas mezbah Tuhan. Mezbah ada 2 macam yaitu :

· Mezbah korban

Pada mezbah korban berbicara pengukuran korban kita untuk Tuhan. Korban yang kita berikan untuk Tuhan harus memenuhi standar Firman Tuhan dan atas dasar kasih dan kerelaan.

· Mezbah dupa

Pada mezbah dupa berbicara tentang pengukuran kehidupan doa kita.

3. Orang-orang yang beribadah di Bait Allah

Pengukuran dilakukan untuk bagaimana kesetiaan kita untuk beribadah pada Tuhan. Setiap orang yang telah diselamatkan harus memperhatikan kehidupan beribadahnya dengan sungguh-sungguh karena pengukur itu ditaruh pada kita. Allah telah mempercayakan ukuran yang pas untuk kita. Bila kita tidak memperhatikan kehidupan ibadah kita, maka tidak tertutup kemungkinan ukuran kita akan kurang.

Setelah kita diselamatkan dari neraka yang kekal maka kita termasuk dalam kelompok orang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus. Kita dapat memperoleh keselamatan dengan cara mengimani kematian dan kebangkitan Yesus untuk kita. Dengan kita diselamatkan berarti kita mengalami kemenangan dan memperoleh satu kehidupan yang baru yang ditandai dengan baptisan air. Dalam kehidupan yang baru maka kebiasaan hidup yang lama hilang. Di kehidupan baru kita, kita harus mengalami penyucian secara terus menerus agar dapat menghasilkan buah. Penyucian yang terus menerus ini adalah oleh Firman Tuhan. Firman Tuhan inilah yang menjadi ukuran hidup kita. Sampai sejauh mana Firman Tuhan dapat bertumbuh dalam kehidupan kita.

Beberapa hal yang mendorong gereja dapat bertumbuh dengan cepat:

1. Kesetiaan

Yang dimaksud dengan kesetiaan adalah kita tidak pernah berpaling walaupun dalam jangka waktu yang lama. Kesetiaan dapat menyebabkan orang memberikan perhatian karena bila kita setia berarti kita dapat menjadi teladan. Selain itu bila kita setia pada Tuhan, maka Tuhan juga akan setia terhadap kita.

2. Pengorbanan

Orang percaya harus rela memberikan korban penderitaan yang sejalan dengan iman mereka. Pengorbanan-pengorbanan ini sering membuat orang percaya akan mengalami kesusahan. Namun orang percaya harus rela menanggung kesusahan tersebut.

3. Keberanian

Keberanian dibutuhkan untuk memberitakan Firman Tuhan walaupun harus menanggung resiko aniaya. Injil yang sudah tertanam dalam diri kita, kita wujudkan dalam bentuk kesaksian. Kesaksian dapat menyebab orang menjadi tertarik pada Tuhan dan dapat membawanya mengenal Yesus. Namun orang yang baru mengenal Yesus harus terus dipupuk agar jangan sampai hilang.

4. Perbuatan-perbuatan lahiriah

Perbuatan-perbuatan lahiriah baik kita harus ditampilkan agar kita dapat menjadi teladan. Contoh perbuatan-perbuatan lahiriah baik adalah memperhatikan sesama.

5. Disiplin

Disipilin selalu dinilai oleh orang-orang. Bila kita disiplin dalam pelayanan dan ibadah maka kita juga dapat menjadi teladan bagi orang lain.

6. Doa

Doa adalah bukti dari orang Kristen. Bila kita orang Kristen maka kita harus mempertahankan kehidupan doa kita setiap waktu.

7. Ketaatan

Bila kita taat maka kita akan siap diutus ke mana saja untuk memberitakan Injil.

DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT

Ringkasan Khotbah Ibadah Umum I [Minggu, 16 Maret 2008]
“DIBERKATI UNTUK MENJADI BERKAT”
Ayat pokok : Yehezkiel 34:26
Pembicara : Pdt. R. Timotius Kastanya

“Aku akan menjadikan mereka dan semua yang di sekitar gunung-Ku menjadi berkat; Aku akan menurunkan hujan pada waktunya; itu adalah hujan yang membawa berkat.” -Yehezkiel 34 : 26

Dalam ayat pokok tersebut dikatakan bahwa Tuhan akan menurunkan hujan. Hujan tersebut bukanlah hujan biasa melainkan hujan berkat. Berkat yang dimaksud adalah berkat jasmani dan berkat rohani.

Dalam ayat pokok tersebut juga dikatakan bahwa hujan berkat tersebut dicurahkan kepada orang-orang yang dekat dengan Yesus agar mereka yang telah diberkati tersebut dapat menjadi berkat bagi orang lain.

Dalam Kejadian 12 : 1 - 3, Berfirmanlah TUHAN kepada Abram: "Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu. Aku akan membuat engkau menjadi bangsa yang besar, dan memberkati engkau serta membuat namamu masyhur; dan engkau akan menjadi berkat. Aku akan memberkati orang-orang yang memberkati engkau, dan mengutuk orang-orang yang mengutuk engkau, dan olehmu semua kaum di muka bumi akan mendapat berkat.”

Berkat Tuhan atas Abraham bahwa Tuhan akan menjadikan keturunan Abraham sebagai bangsa yang besar tidaklah bohong. Bila kita lihat bangsa Israel saat ini hanya tercatat 7 juta orang penduduk. Itu bukanlah bangsa yang besar. Namun Israel yang dimaksud bukanlah Israel dalam arti harafiah melainkan Israel rohani. Saat ini yang menjadi bagian dari Israel rohani (pengikut Tuhan) tercatat sepertiga dari penduduk di dunia. Terbukti bahwa berkat Tuhan tidaklah bohong.

Tuhan ingin berkat yang kita terima tidak hanya berkat jasmani namun juga berkat rohani. Setelah kita diberkati, Tuhan ingin agar kita menjadi berkat juga bagi orang lain agar nama Tuhan dipermuliakan. Rahasia agar kita dapat memperoleh berkat Tuhan adalah dengan berada di sekitar gunung Tuhan. Dalam Alkitab bahasa Inggris, kata di sekitar ditulis dengan surround yang artinya di sekeliling (lekat dengan Tuhan). Jadi kalau kita berada di sekeliling Tuhan maka kita akan memperoleh pengaruh yang luar biasa dari Tuhan. Rahasia mendekat Tuhan inilah yang harus kita lakukan sungguh-sungguh agar kita tidak kehilangan berkat di hari-hari terakhir ini.

Dalam Ayub 7 : 12, dikatakan bahwa manusia itu tidak ada artinya, namun tetap mendapat perhatian dari Tuhan. Dalam ayat tersebut juga dikatakan bahwa Tuhanlah yang mendekati manusia setiap pagi. Manusia yang didatangi Tuhan adalah orang-orang yang punya kerinduan akan Tuhan.

Dalam Yesaya 50 : 4 - 5 “...Setiap pagi Ia mempertajam pendengaranku untuk mendengar seperti seorang murid. Tuhan ALLAH telah membuka telingaku, dan aku tidak memberontak, tidak berpaling ke belakang”.

Dikatakan bahwa Tuhan akan mempertajam telinga rohani kita agar telinga rohani kita semakin tajam seperti seorang murid. Di hari-hari terakhir ini kita harus peka rohani sebab pendengaran rohani yang peka mendengar suara Tuhan inilah yang akan menuntun kita agar berhasil disetiap pekerjaan yang kita lakukan. Kalau pendengaran rohani kita tidak peka maka kita tidak akan mengerti apa mau Tuhan dalam hidup kita, sehingga kita tidak akan melakukan apa-apa dan kita menjadi tidak diberkati.

Dalam Mazmur 65 : 5, “Berbahagialah orang yang Engkau pilih dan yang Engkau suruh mendekat untuk diam di pelataran-Mu! Kiranya kami menjadi kenyang dengan segala yang baik di rumah-Mu, di bait-Mu yang kudus”. Dikatakan kalau kita diperintahkan untuk mendekat kepada Tuhan atau bila kita bisa giat dalam pelayanan, dsb, maka itu semua adalah Anugerah.

Pada ayat pokok, kata menurunkan dalam versi bahasa Inggris ditulis dengan showers. Kata tersebut berarti pancaran-pancaran (menunjukkan bentuk jamak (banyak). Jadi berkat yang Tuhan curahkan (pancarkan) untuk kita ada banyak. Namun berkat Tuhan tersebut dicurahkan oleh Tuhan pada waktu-Nya. Kata waktu-Nya dalam bahasa Inggris ditulis dengan season yang artinya musim. Tuhan melakukan segala sesuatu pada musim-musimNya. Musim-musim Tuhan inilah yang harus kita perhatikan dalam kehidupan kita. Tuhan akan selalu memberkati kita pada musim-musimNya Tuhan. Kita harus sabar menanti berkat pada musimNya Tuhan dan bukan pada musim kita. Tuhan tahu yang terbaik bagi kita. Tuhan Yesus memberkati!

20 April 2008

KENALILAH TANDA – TANDA ZAMAN

Ringkasan Khotbah Ibadah Umum I [Minggu, 10 Maret 2008]
“KENALILAH TANDA – TANDA ZAMAN”
Ayat pokok : Lukas 21 : 7 - 19
Oleh : Pdt. R.Tim. Kastanya

Dalam ayat pokok tersebut disebutkan hal-hal yang akan terjadi sebelum akhir zaman. Sejak dibukakan tanda-tanda tersebut maka penderitaan akan semakin dahsyat.

Beberapa tanda akhir zaman :

1. Pengetahuan manusia akan semakin bertambah-tambah

2. Terjadinya krisis moral (seperti pemerkosaan)

3. Terjadinya ledakan penduduk yang dahsyat

4. Adanya perilaku sex yang menyimpang

5. bencana alam yang semakin sering terjadi dan dahsyat

6. Penggunaan Microchip sebagai alat penukar dan biodata seseorang. Microchip tersebut akan ditanam di bawah kulit.

7. Peperangan silih berganti

Dibawah ini akan dijelaskan 3 dari beberapa tanda yang menyertai akhir zaman:

1. Pengetahuan manusia akan semakin bertambah-tambah (Daniel 12 : 4)

Sebelum abad ke-20, manusia berusaha mencari cara bagaimana agar dapat terbang. Pada abad ke-20, Wright bersaudara menemukan pesawat terbang dimana dengan ditemukannya pesawat terbang tersebut berarti keinginan manusia dapat terbang itu dapat terpenuhi. Seiring dengan semakin bertambahnya pengetahuan, 5-6 tahun kemudian, manusia dapat menjejakkan kakinya di bulan. Pada tahun 1976 di California, diluncurkan pesawat uji coba tanpa manusia untuk menjangkau Mars. Pesawat uji coba itu dikendalikan dengan jarak jauh dan dimasudkan untuk mengeruk tanah di Mars. Dengan semakin bertambah-tambahnya pengetahuan maka kebenaran Alkitab (Daniel 12 : 4) dibuktikan kebenarannya

2. Terjadinya ledakan penduduk yang dahsyat

Pada tahun 1980, data penduduk di bumi tercatat hanya 1 milyar orang. Tahun 1930 (80 tahun kemudian), penduduk di bumi tercatat 2 milyar orang. Tahun 1961 (31 tahun kemudian), penduduk di bumi tercatat 3 milyar orang. Tahun 1976 (15 tahun kemudian), penduduk di bumi tercatat 4 milyar orang. Pada tahun 2000, penduduk di bumi tercatat 6 milyar orang. Untuk mengatasi pertumbuhan penduduk yang semakin dahsyat, Indonesia menerapkan sistem KB. Namun hasilnya ternyata tidak begitu berhasil Hal ini terbukti bahwa Alkitab memang harus digenapi.

3. Terjadinya krisis moral

Pada masa-masa akhir sekarang ini, mulai terjadi krisis moral. Banyak terjadi pemerkosaan, penyimpangan sex bahkan rahim wanita sudah dapat disewakan. Salah satu efek dari krisis moral ini adalah ledakan penduduk karena manusia sudah mulai tidak menghormati norma-norma pernikahan. Salah satu tanggung jawab dari anak-anak Tuhan adalah membawa sebanyak mungkin jiwa-jiwa untuk Tuhan.

Di akhir dari Zaman akhir ini, keadaan dunia tidak akan semakin baik. Hal ini akan memunculkan banyak permasalahan bagi semua orang di muka bumi. Sebagai anak - anak Tuhan kita melihat ini sebagai kegenapan dari Firman Tuhan, bahwa sebelum dunia ini akan dihancurkan, kita yang tahu kebenaran, menjadi alat Tuhan untuk membawa banyak orang yang belum mengenal Tuhan dapat datang kepada Tuhan. Jangan sampai orang - orang tersebut yang termasuk di dalamnya orang - orang terdekat dengan kita, menjadi pengikut - pengikut iblis ke neraka.

Bawalah jiwa - jiwa kepada Tuhan sambil menjaga hidup kita sendiri, sehingga keselamatan tetap menjadi bagian kita. Tuhan Yesus memberkati kita sekalian!

DISELAMATKAN UNTUK MENJADI SAKSI

Ringkasan Khotbah Ibadah Raya [Minggu, 02 Maret 2008]
“DISELAMATKAN UNTUK MENJADI SAKSI”
Ayat pokok : Yesaya 42 : 6-9
Pembicara : Pdt. R. Timotius Kastanya

"Aku ini, TUHAN, telah memanggil engkau untuk maksud penyelamatan, telah memegang tanganmu; Aku telah membentuk engkau dan memberi engkau menjadi perjanjian bagi umat manusia, menjadi terang untuk bangsa-bangsa, untuk membuka mata yang buta, untuk mengeluarkan orang hukuman dari tempat tahanan dan mengeluarkan orang-orang yang duduk dalam gelap dari rumah penjara ....”

Pada ayat pokok tersebut mengingatkan kita:

1. Bahwa masih banyak jiwa-jiwa yang menuju kebinasaan. Kebinasaan yang dimaksud adalah kehidupan di neraka yang kekal.

2. Bahwa tugas kita sebagai anak-anak Tuhan yang telah diselamatkan adalah memberikan perhatian kepada jiwa-jiwa yang sedang menuju kebinasaan tersebut dengan tujuan untuk meluputkan mereka dari neraka yang kekal. Kesalamatan yang telah kita peroleh itu bukan untuk kita pribadi saja, namun kita juga harus mempedulikan jiwa-jiwa lain yang belum memperoleh keselamatan.

Seperti yang tercantum dalam Kisah Para Rasul 1 : 8, “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." bahwa kita harus menjadi saksi Yesus (untuk memberitakan Kabar Keselamatan / Injil) bagi orang-orang yang belum mengenal Yesus mulai dari Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi. Maksud ayat ini adalah kita harus menjadi saksi mulai dari lingkungan terdekat kita yaitu keluarga inti kita kemudian makin ke ruang lingkup lingkungan yang lebih besar lagi yaitu keluarga besar kita, tetangga kita, orang-orang di kota kita bahkan sampai ke seluruh dunia.

Dalam Alkitab ada 3 contoh oknum / pribadi yang begitu peduli dengan keselamatan orang-orang yang sedang menuju kebinasaan. Ketiga oknum itu adalah:

1. Allah Bapa (Tuhan)

Allah Bapa itu adalah Allah yang Besar, Maha Kuasa dan merupakan Raja diatas segala raja. Dalam Yohanes 3 : 16, merupakan bukti bagaimana kepedulian Allah Bapa terhadap jiwa-jiwa yang sedang menuju kebinasaan. Allah Bapa rela mengorbankan anakNya yang tunggal hanya karena kasihNya kepada manusia yang berdosa (sedang berjalan menuju kebinasaan) dan tidak peduli dengan keselamatannya. Tujuan Allah menyelamatkan kita dan memuliakan kita adalah untuk mengemban tugas yang mulia ini. Sebagai anak Tuhan kita harus belajar dari Allah Bapa untuk mempunyai kepedulian terhadap jiwa-jiwa yang akan binasa.

2. Allah Anak (Yesus)

Dalam Lukas 19 : 10, “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang." menggambarkan kepedulian Yesus terhadap jiwa-jiwa yang sedang menuju kebinasaan. Yesus tahu bahwa Allah menciptakan manusia bukan untuk dibinasakan oleh karena itu untuk merenggut manusia dari dosa kebinasaan Yesus rela disalib. Bahkan saat di kayu salib Yesus masih mengampuni orang-orang yang menganiayaNya karena Yesus tahu bahwa orang-orang yang menganiayaNya itu adalah orang-orang yang tidak mengenalNya.

3. Allah Roh Kudus (Kristus)

Dalam Yohanes 16 : 8 – 11, “Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman.....” menggambarkan Roh Kudus yang peduli terhadap jiwa-jiwa yang sedang menuju kebinasaan. Yesus mengatakan kepada murid-muridNya untuk menunggu di loteng Yerusalem sebelum menjadi saksiNya. Bila kita menyatu dengan Allah maka kita akan dapat menyadarkan dunia agar mereka berbalik / bertobat dan percaya kepada Yesus. Roh Kudus dicurahkan dengan maksud agar kita menjadi saksiNya. Dalam Kisah Para Rasul pasal 2 diceritakan bagaimana Petrus setelah dipenuhkan oleh Roh Kudus dapat memenangkan banyak jiwa.

Dalam Lukas 15 : 10 digambarkan akan ada kegoncangan yang dahsyat yaitu ada sukacita yang besar, di Sorga kalau ada satu jiwa saja yang bertobat. Dunia dapat berubah dan tekanan-tekanan boleh datang, namun jangan sampai kita kehilangan kepedulian kita terhadap jiwa-jiwa yang hilang. Tuhan Yesus memberkati kita sekalian!