04 Mei 2008

HIDUP OLEH IMAN – LIVING BY FAITH

Ringkasan Khotbah Umum ke-1 [Minggu, 27 April 2008]
“HIDUP OLEH IMAN – LIVING BY FAITH”
Ayat Pokok : Habakuk 2 : 2 – 4
Pembicara :
Pdm. Jefta Kastanya

Hidup oleh iman itu harus menjadi bagian hidup orang percaya (bahkan menjadi gaya hidup) karena apabila kita tidak hidup oleh iman, berhadapan dengan kondisi sekarang yang begitu menekan, dapat membuat kita berpaling dari iman. Nabi Habakuk Tuhan beri penglihatan, bahwa akan datang suatu masa yang sukar tetapi orang benar akan hidup oleh percayanya.

Hidup sebagai anak Tuhan tidak berarti bebas dari pencobaan. Dalam Yakobus 1 : 2 - 4 mengatakan, nilailah sebagai suatu kebahagiaan apabila kita menjumpai atau bertemu dengan pencobaan yang seakan-akan mengepung kehidupan kita. Kenapa? Saat kita mengalami ujian tersebut kita akan bertekun dan ketekunan itu akan membuat kita menjadi lebih dewasa dalam rohani dan siap menerima hal-hal yang ajaib dan luar biasa dari Tuhan. Ketika kita berhadapan dengan pencobaan sampai kita mampu mengatasinya, itu merupakan suatu proses, suatu ujian untuk kita naik kepada level kerohanian yang berikutnya (going to another level) menjadi sempurna, utuh, tidak berkekurangan.

Bisakah kita untuk melewati proses untuk menjadi dewasa secara rohani? Dalam I Korintus 10 : 13, ada 3 hal yang dapat kita pegang yaitu:

1. Pencobaan yang kita alami adalah pencobaan yang biasa yang tidak melebihi kekuatan kita.

Kita harus meyakini bahwa kita akan dapat melewati semua pencobaan-pencobaan yang Tuhan ijinkan terjadi dalam hidup kita.

2. Allah kita adalah Allah yang setia.

Allah tidak akan pernah meninggalkan orang yang hidup dalam iman.

3. Allah akan memberikan jalan keluar.

Jalan keluar disini bukan sekedar exit door (jalan keluar) yang seperti kita jumpai di pertokoan atau gedung pertemuan. Melainkan jalan keluar dari suatu keadaan yang menghimpit, jalan keluar dari kesulitan yang begitu besar, jalan keluar dari pencobaan dan tantangan yang mengepung kehidupan orang percaya di saat-saat ini. Tuhan Yesus tidak pernah berubah dan mujizat juga masih terjadi sampai saat ini. Terjadinya mujizat tergantung dari iman kita saja.

Tujuan kita menghadapi pencobaan adalah agar kita semakin kuat dan dewasa dalam rohani. Contoh orang yang hidup dalam iman dalam Alkitab adalah Abraham yang Tuhan sebut sebagai sahabatnya. Abraham begitu yakin dan percaya kepada Tuhan. Keyakinan dan kepercayaan itu di-impartasi-kan kepada keturunannya. Dalam Yakobus 2 : 22 - 26 disebutkan bahwa iman dan perbuatan itu harus berjalan bersamaan dan tidak dapat dipisahkan. Iman berbicara tentang keyakinan bahwa kita akan dapat memperoleh sesuatu yang kita harapkan (Ibrani 11 : 1). Untuk dapat mewujudkan iman kita itu maka kita harus bertindak. Bila kita hanya berdiam diri saja maka iman kita itu tidak akan terwujud.

Dalam pertumbuhan rohani kita, ada virus-virus yang dapat membuat pertumbuhan rohani kita itu terhambat. Hal-hal itu disebutkan dalam I Petrus 2 : 1, ”Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah.”

1. Kejahatan - suka melukai orang lain. Melukai orang lain itu tidak hanya dalam arti secara fisik saja namun bisa saja melukai perasaan orang lain dengan perkataan-perkataan kita.

2. Tipu muslihat. Artinya mencari keuntungan untuk diri sendiri sebanyak-banyaknya dengan merugikan orang lain.

3. Kemunafikan. Dengan kata lain suka bersandiwara.

4. Kedengkian. Artinya tidak senang bila melihat orang lain ”lebih” dari diri kita. ”Lebih” yang dimaksud bisa dalam hal materi kekayaan, posisi, kepintaran, dll. Seharusnya sebagai sesama ”anak-anak-Nya Tuhan”, kita harus ikut bersuka cita ketika orang lain diberkati.

5. Fitnah. Artinya suka menjatuhkan orang lain dengan tuduhan yang tidak benar.

Bila virus-virus itu ada dalam kehidupan orang percaya maka akan membuat orang percaya tersebut menjadi lebih fokus pada dirinya sendiri (menjadi egois) dan tidak lagi fokus pada perkara-perkara yang di atas. Dengan kita tidak menjadi fokus pada perkara-perkara di atas, maka otomatis pertumbuhan rohani kita juga akan terhambat. Di akhir zaman ini, kehidupan orang percaya akan semakin sulit. Virus-virus rohani itu Iblis pakai untuk menyerang kehidupan orang percaya. Bila kita tidak hidup dalam iman dan berjaga-jaga maka kita dapat jatuh, bahkan sampai meninggalkan iman kita pada Tuhan Yesus Kristus

I Petrus 2 : 2 adalah solusinya, kita harus memiliki kerinduan akan makanan rohani yang bergizi tinggi seperti bayi yang rindu air susu yang murni. Sampai saat ini belum ada obat untuk melawan virus yang masuk kedalam tubuh manusia. Yang dapat menahan dan melawannya adalah daya tahan manusia sendiri (imun) yang didapat dari asupan gizi yang baik. Bagi tubuh rohani, Firman dan Roh Kudus sangat berguna dan bermanfaat bagi pertumbuhan rohani kita. Tuhan Yesus Kristus memberkati sekalian!