25 Januari 2008

PEMULIHAN

Ringkasan Khotbah, Minggu, 20 Januari 2008
“PEMULIHAN”
Ayat Pokok : Hosea 6 : 1-3
Oleh : Pdt. Rorimpandey

Pada ayat pokok ada pesan-pesan kenabian(nubuatan) dimana akhir-akhir ini sedang digenapi, yaitu Tuhan sedang melakukan sesuatu bagi gerejaNya. Dimata Tuhan yang dimaksud gereja itu adalah organismenya / orangnya. Gereja Tuhan (umatNya) akan mengalami 3 proses, yaitu :

1. Pada ayat 1 "Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan yang akan membalut kita

.: Terdapat kata menyembuhkan dan membalut yang berarti terjadi PEMULIHAN.

Berbalik artinya kita mau mengarah kepada Tuhan. Bila sebelumnya kita sudah jauh dari Tuhan, dengan kita berbalik maka sama artinya kita bertobat. Setelah kita berbalik maka Tuhan akan memulihkan kita.

Pemulihan pasti akan terjadi karena seperti yang tertera pada Kis 3:21.

Pemulihan artinya kembali pada posisi / rencana / standar semula. Kitab kisah para rasul adalah standar gereja yang mengalami pemulihan (gereja awal) karena dalam Kitab Para Rasul terdapat suatu kegerakan rohani / pemulihan yang luar biasa.

2. Pada ayat 2Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya.

.: Tuhan akan membangkitkan kita setelah kita dipulihkan untuk satu tujuan yang mulia.

3. Pada ayat 3Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi."

.: ”Hujan pada akhir musim yang mengairi bumi berbicara tentang tuaian yang besar (banyak orang akan percaya kepada Yesus dan diselamatkan).

Pada akhir zaman ini Tuhan sedang melakukan sesuatu bagi gerejaNya lebih dahsyat dari gereja awal.

Yohanes 14 : 12 - 14Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepada-Ku, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu ...” Terdapat kata ”sesungguhnya” yang berarti Tuhan itu serius (tidak main-main) dan kata barangsiapa yang artinya tidak ada yang terkecuali. Tuhan akan memakai siapa saja yang percaya dan diberikan otoritas untuk melakukan perkara-perkara yang besar untuk satu tujuan akhir yaitu agar banyak orang yang diselamatkan.

Lukas 13 : 10 - 13 Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat. Di situ ada seorang perempuan yang telah delapan belas tahun dirasuk roh sehingga ia sakit sampai bungkuk punggungnya dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak. Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh ...”

Kejadian itu terjadi pada hari sabat. Hari sabat adalah hari ketujuh yang berarti adalah hari terakhir. Pada ayat di atas Tuhan melakukan pemulihan pada seorang perempuan. Perempuan tersebut mewakili gereja (umat Tuhan). Perempuan tersebut bungkuk yang berarti ia tidak dapat memandang ke atas. Gereja yang bungkuk tidak dapat memikirkan perkara yang ada di atas (hal-hal rohani dari Tuhan). Perempuan itu bungkuk karena ada roh yang melemahkan.

Hal yang dapat membungkukkan kita: Amsal 12 : 25 Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang …” Dalam Kristus ada kepastian. Karena itu percayalah kepada Tuhan agar kita tidak menjadi bungkuk. Kebungkukkan rohani dapat membuat kita kehilangan visi.

Setelah gereja dipulihkan maka seperti yang tertera pada Mazmur 126 : 1 - 3. Pemulihan itu adalah suatu proses. Pemulihan masih terus berjalan sampai gereja mengalami kesempurnaan (tidak bercela). Oleh karena itu Tuhan tidak ingin melihat ketidaknormalan dalam gereja (Luk 13). Kalau kita bungkuk rohani berarti kita tidak normal dan Tuhan ingin mencabut ketidaknormalan itu dengan suatu pemulihan sehingga gereja bangkit dan muncul seperti fajar yang akan memberkati lingkungan sekitar.

Situasi apapun yang terjadi saat ini sesuai dengan rencana Tuhan untuk membentuk kita untuk suatu pemulihan secara total (roh, jiwa dan tubuh) seperti tertera dalam I Tes 5 : 23Semoga Allah damai sejahtera menguduskan kamu seluruhnya dan semoga roh, jiwa dan tubuhmu terpelihara sempurna dengan tak bercacat pada kedatangan Yesus Kristus, Tuhan kita”.

Dalam Hosea 6 : 3 mengajak kita untuk mengenal Tuhan. Mengenal disini berarti mengenal Tuhan lebih dalam, sampai seperti hubungan suami istri yang intim secara rohani agar gereja mengandung visi dan melahirkan banyak jiwa-jiwa. Ketika gereja kembali pada kasih mula-mula maka akan ada keintiman dengan Tuhan.

Saat gereja kembali kepada Tuhan, Tuhan akan melakukan pemulihan dalam hidup kita, maka muncul semangat, visi, kekuatan, iman yang baru sehingga kita terbit seperti Fajar. Tuhan dimuliakan melalui hidup kita, banyak orang akan datang kepada Yesus, percaya kepadaNya dan diselamatkan.

Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua, Amin!

19 Januari 2008

4 MACAM IMAN

Ringkasan Khotbah, Minggu, 13 Januari 2008
"4 MACAM IMAN"
Ayat Pokok : MAZMUR 1 : 1-3
Oleh : Bpk. Pdt. R. Tim. KASTANYA


Ada 4 macam iman :

1. Iman Pengetahuan adalah suatu keyakinan terhadap apa yang diungkapkan atau yang ditulis oleh Alkitab.

Iman pengetahuan berkaitan dengan pikiran kita, dan ini belum menyentuh kepada kehidupan pribadi. Dalam Yakobus 2 : 19 di dalam Alkitab memberitahukan bahwa Allah itu hanya satu saja.

Bapa itu Allah, Anak itu Allah, Roh kudus itu Allah. Nama Bapa itu Tuhan, Nama Anak itu Yesus, Nama Roh Kudus itu Kristus (Tuhan Yesus Kristus). Hal ini diajarkan dan diterima oleh kita sehingga menjadi suatu pengetahuan yang tersimpan dalam pikiran kita.

2. Iman Percaya atau believing faith yaitu iman yang percaya bahwa keselamatan hanya kita peroleh melalui Pengorbanan Yesus di Kayu salib yang menebus kita dari segala dosa, sehingga kita beroleh pengampunan dan hidup yang kekal. Roma 10 : 9

Pengetahuan ini diterima oleh pikiran kita dan hati kita terbuka sehingga kita menjadikan Tuhan Yesus sebagai milik kita.

Ini bukanlah iman yang pasif, tapi iman yang aktif yaitu iman yang disertai dengan pengakuan dari mulut kita sendiri. Pengalaman- pengalaman ini harus menjadi pengalaman kita. Roh Kuduslah yang meneguhkan iman percaya itu sendiri dan hasil iman tersebut bersifat positif.

Dampak dari iman percaya itu sendiri yaitu ada sukacita dan ada pengharapan. Orang yang berputus asa adalah orang yang tidak memiliki pengharapan. Jika kita memiliki iman percaya kepada Yesus, kita memiliki pengharapan dan tidak mudah berputus asa.

Dalam Yakobus pasal 2, iblis juga percaya bahwa Allah itu satu, tetapi iman percaya tidak dimiliki iblis oleh sebab itu iblis tidak diselamatkan.

3. Iman Penyerahan adalah kepercayaan penuh kepada Allah sebagai Tuhan yang mengatur hidup kita dan sebagai Juru Selamat yang dapat menolong kita.

Iman penyerahan adalah iman yang meyakini bahwa Tuhan turut bekerja dalam segala sesuatu yang terjadi didalam hidup kita. Sekalipun kita ada dalam lembah kekelaman, kita yakin bahwa Allah tidak pernah meninggalkan kita dan membiarkan kita sendiri.

Kalau kita masuk didalam iman penyerahan ini, maka akan menghasilkan sesuatu yang luar biasa dan menghasilkan kekuatan.

Contoh : Ayub sekalipun sangat menderita, Ia tetap kuat karena iman penyerahan kepada Tuhan.

Roma 8 : 28, kita harus sadari Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihiNya. Yeremia 29 : 11; Mazmur 37 : 5 & 6.

4. Iman Penuh Harap (Expected Faith)

Iman seperti ini memiliki karakter dan sifat lebih aktif dari iman penyerahan. Kita berharap bahwa Allah yang Maha Kuasa akan melakukan sesuatu untuk orang percaya dan kita percaya bahwa Allah itu berbicara untuk kita. Perkataan Allah dalam FirmanNya yang sudah kita dengar, member pengaharapan kepada kita bahwa Allah akan melakukan sesuatu dalam hidup kita.

Contoh : Dalam Matius 9 : 19 - 22, ada seorang perempuan yang mengalami pendarahan selama 12 Tahun. Ketika Yesus sedang berjalan, perempuan ini mendekati Yesus dari belakang dan memegang jumbai JubahNya. Ini merupakan tanda perempuan ini menaruh harapannya kepada Yesus bahwa Yesus dapat menolongnya. Hasilnya Perempuan ini disembuhkan karena iman penuh harap.

Iman yang aktif adalah iman yang dapat menarik hadirat Allah turun dalam hidup kita, sehingga apapun yang kita harapkan, Tuhan pasti berikan (Janji – janji Allah akan kita nikmati).

Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua, Amin!

12 Januari 2008

HIDUP BERDASARKAN FIRMAN ALLAH

Ringkasan Khotbah, Minggu, 06 Januari 2008
“HIDUP BERDASARKAN FIRMAN ALLAH”
Ayat Pokok : Matius 14 : 26 – 31
Oleh : Bpk. Pdt. R. Timotius Kastanya

Pada ayat pokok tersebut menjelaskan bahwa Petrus dapat berjalan di atas air, ketika ia percaya kepada Tuhan. Hal ini bertolak belakang dengan hukum alam, karena Petrus tidak tenggelam. Tetapi ketika Petrus kurang percaya kepada Tuhan, ia mulai tenggelam. Seperti Petrus dapat berjalan di atas air, kita-pun dapat berjalan di atas permasalahan hidup yang kita alami. Kita dapat belajar dari kejadian yang dialami Petrus ini.

Ada 3 hal / syarat yang harus kita lakukan agar kita tidak tenggelam, dengan melihat apa yang telah dilakukan Petrus:

1. Memberi respon positif terhadap Firman Allah.

Dengan meresponi Firman Allah yaitu percaya dan melakukan perkataan Tuhan.

2. Segala tindakan yang dilakukan oleh kita sebagai orang percaya harus sesuai dengan Firman dan kehendak Allah.

3. Segala yang kita lakukan harus disertai dengan iman.

Bila ketiga syarat diatas dapat dilakukan oleh orang percaya maka janji berkat-berkat dan mujizat-mujizat Allah akan nyata dalam kehidupan kita.

Saat Petrus turun ke atas air seperti yang disuruh oleh Yesus, itu bukan suatu tindakan nekad tapi merupakan suatu perwujudan iman dari orang percaya. Ketika tiga syarat diatas terlalaikan oleh Petrus maka Petrus tenggelam.

Ada tiga halangan yang menghalangi kita untuk meresponi Allah secara positif, yaitu:

1. Terikat pada masa lalu

Kita sebagai manusia sering melihat pada masa lalu sehingga membawa kita pada kehidupan yang pesimis. Kegagalan pada masa lalu ibarat seperti tali yang mengikat kehidupan seseorang sehingga orang tersebut tidak dapat bergerak maju. Ikatan pada masa lalu tersebut harus dilepaskan di bawah salib Yesus. Pada saat ikatan tersebut dilepaskan maka orang tersebut sedang mempersiapkan suatu keberhasilan / kemenangan.

Penyebab kegagalan yang lain antara lain curiga dan iri hati.

2. Merasa diri kita mampu

II Kor 3:5 “Dengan diri kami sendiri kami tidak sanggup untuk memperhitungkan sesuatu seolah-olah pekerjaan kami sendiri; tidak, kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah.”

Tuhan mencari orang yang mau, bukan orang yang merasa diri mampu, karena Tuhan tahu bahwa semua ciptaan-Nya di muka bumi ini adalah lemah dan tidak ada yang kuat / mampu. Namun bila kita yang lemah ini mau melakukan apa yang Tuhan cari, berarti kita merespon undangan Tuhan. Kegagalan seorang itu terjadi bila orang itu merasa mampu. Saat kegagalan itu datang, maka pada saat itulah Tuhan mengingatkan kita bahwa kita ini lemah dan penuh kekurangan.

Pada II Taw 16:9a mengatakan bahwa bila kita bersungguh-sungguh hati terhadap Tuhan maka musuh akan diserahkan. Dengan kata lain kita akan hidup berkemenangan.

3. Bisikan si iblis

Pada Mat 16 : 21-23 tampak bahwa seolah-olah yang ingin berbuat jahat adalah para imam-mam, tua-tua dan ahli Taurat, namun sebenarnya bisikan iblis pada Yesus adalah melalui Petrus. Yesus tidak tergoda dengan bisikan iblis dan sangat merespon kebenaran Firman Allah. Kita harus seperti Yesus dengan cara membiarkan Yesus memerintah atas hidup kita agar tidak ada kekosongan dalam hidup kita. Iblis selalu mengincar kekosongan hidup kita dan kekosongan terjadi pada orang-orang yang lengah dan tidak merespon kebenaran Firman Allah.

Ada tiga halangan yang membuat kita gagal mengikuti kehendak Allah, yaitu:

(I Yoh 2:16 “Sebab semua yang ada di dalam dunia, yaitu keinginan daging dan keinginan mata serta keangkuhan hidup, bukanlah berasal dari Bapa, melainkan dari dunia.”)

1. Keinginan daging

Keinginan daging artinya keinginan untuk memuaskan hawa nafsu / keinginan duniawi. Di Amsal disebutkan bahwa salah satu keinginan duniawi adalah kemalasan.

2. Keinginan mata

Keinginan mata artinya mempunyai sifat tamak, serakah dan lapar mata. Keinginan mata ini dapat membutakan mata rohani kita.

3. Keangkuhan hidup

Keangkuhan hidup artinya sombong / pamer. Keangkuhan hidup membuat kita melihat diri lebih besar dari rencana Allah. Dengan melihat diri lebih besar dari rencana Allah, inilah yang menggeser rencana Allah terjadi didalam kehidupan seseorang.

Ada tiga halangan yang dapat menggagalkan iman, yaitu:

1. Ketakutan dan kecemasan (Ayub 3:25 – 26)

Merupakan ciri orang beriman yang tidak memiliki tindakan iman.

Ketakutan juga pernah datang dalam kehidupan para gembala di malam natal namun suara Allah melalui malaikat mengatakan jangan takut dan para gembala merespon suara Allah tersebut sehingga ketakutan itu menjadi sirna. Ketika malaikat memerintahkan para gembala ke Betlehem, para gembala memberikan suatu tindakan iman dengan melangkah ke Betlehem dan di sana ia berjumpa dengan Yesus.

2. Kurang percaya

Ada 2 macam kurang percaya yaitu kurang percaya pada kemampuan Allah dan kurang percaya Allah tidak dapat melakukan untuk saya. Bila kita mulai kurang percaya perhatikan Yes 45:12 “Akulah yang menjadikan bumi dan yang menciptakan manusia di atasnya; tangan-Kulah yang membentangkan langit, dan Akulah yang memberi perintah kepada seluruh tentaranya.” dan Rom 8:32 “Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?

3. Bimbang

Yakobus 1:5-8

Kiranya kita menjaga iman kita tetap bertumbuh, sehingga kita memiliki kepercayaan yang teguh kepada Tuhan dan menjadi pelaku-pelaku Firman Tuhan yang hidup berkemenangan.

Tuhan Yesus memberkati kita sekalian!

05 Januari 2008

YESUS LAHIR DALAM KERENDAHAN HATI ORANG PERCAYA

Ringkasan Khotbah, Minggu, 30 Desember 2007
“YESUS LAHIR DALAM KERENDAHAN HATI ORANG PERCAYA”
Oleh : Bpk. Pdt. R. Tim. Kastanya
Ayat pokok : Yesaya 57 : 15

Berkaitan dengan Natal, ada hal yang cukup unik tentang Natal yang sering kita rayakan. Mengapa kabar Natal atau kabar kelahiran Yesus waktu pertama kali ditujukan kepada seorang tukang kayu yaitu Yusuf dan juga kepada Maria. Kemudian setelah itu kepada para gembala yang ada di Padang Efrata dan orang-orang Majus. Kabar Natal justru tidak terjadi di rumah yang mewah atau di istana.

Dalam kitab Yesaya 57 : 15b : …”Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati,… Hal ini luar biasa sekali, manusia yang merasa tidak ada apa-apanya justru mendapat perhatian dari pada Tuhan. Oleh sebab itu kabar Natal yaitu kelahiran Yesus sebagai Juru Selamat ditujukan dan dialami oleh Yusuf dan Maria. Siapakah Yusuf dan Maria sampai Allah memberikan perhatian yang besar kepada mereka? Yusuf adalah seorang tukang kayu, ia dapat membuat sesuatu dari bahan kayu, entah ia dapat membuat kursi, meja, dan mungkin banyak peralatan-peralatan lain. Walaupun ia seorang yang sederhana tetapi ia seorang yang tulus hati (Matius 1 : 19). Ketika Malaikat datang membawa berita bahwa Maria tunangannya mendapat Karunia dari Tuhan, yaitu mengandung dari Roh kudus, akhirnya ia dapat menerima keadaan tersebut walaupun pada awalnya secara manusia ia belum dapat menerima Kabar tersebut.

Kemudian di dalam Lukas 1 : 30 - 35 dan 38, Maria seorang yang mendapat perhatian dari Tuhan karena ia mendengar dan melakukan perintah Tuhan. Walaupun ia seorang gadis yang menjaga kesuciannya dan harus mengandung selama 9 bln 10 hari, ia mau menerima perintah Allah karena ia tahu atas kehendak Allah ia harus mengandung dan melahirkan Yesus Sang Juru Selamat manusia. Dari hal tersebut kita dapat mengetahui Yesus dapat lahir melalui ketulusan hati Yusuf dan Maria yang dengar-dengaran akan perintah Allah.

Selain dari pribadi Yusuf dan Maria berita Natal juga lahir dalam hati para Gembala yang hatinya penuh dengan kepolosan yaitu hati yang murni, juga kepada hati orang- orang Majus yaitu orang-orang yang bijaksana.

Biarlah di tahun yang baru ini, kita mau menjadi pribadi-pribadi seperti Yusuf, Maria, para gembala, dan orang-orang Majus, yaitu memiliki ketulusan hati, menjadi pendengar dan pelaku Firman Tuhan, dan juga menjadi bijaksana dalam meresponi kehadiran Yesus sehingga Yesus dapat berdiam dan bekerja dalam hidup kita.

Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua, AMIN!

JEMAAT EFESUS YANG BERTUMBUH

Ringkasan Khotbah, Minggu, 23 Desember 2007
“JEMAAT EFESUS YANG BERTUMBUH”
Ayat Pokok : Wahyu 2 : 1 – 5
Oleh : Pdt. Adi Sujoko

Jemaat Efesus adalah suatu jemaat yang kecil dimulai dengan 12 jiwa. Kemudian bertumbuh luar biasa. Tidak penting jumlah jemaat berapa? Tetapi kita mau semua jemaat Tuhan mengalami pertambahan jumlah jemaat. Dari 12 jiwa menjadi 1 jemaat. Bahkan rasul Yohanes pernah menggembalakan jemaat ini.

David Yonggi Co jemaatnya 1.000.000 jiwa. Dimulai dari penginjilan di tepi jalan yang memenangkan beberapa jiwa. Lalu dari jiwa-jiwa yang didapat di tepi jalan maka terbentuklah jemaat pinggir kota. Dengan anugerah Tuhan dari orang-orang sederhana jemaat ini bertumbuh dan bertambah-tambah. Begitulah jemaat Efesus ini mengalami pertumbuhan (yang artinya bertambahnya jiwa-jiwa lewat kesaksian).

Gereja harus memberitakan injil kepada orang lain. Untuk inilah gereja ada yaitu untuk memberitakan kabar keselamatan bagi orang lain. Begitu juga dengan umat-umat yang sudah percaya kepada Tuhan Yesus Kristus dan diselamatkan, maka kita harus memberitakan injil kepada orang lain. Kalau kita ceritakan keselamatan bagi orang lain maka Roh Kudus akan mengurapi kesaksian kita.

Marilah kita bertumbuh menjadi semakin dewasa di dalam kasih dan iman. Dewasa berarti tahu sehati dengan gembala dan juga dalam berkorban. Semakin diberkati semakin berkorban. Orang yang dewasa sudah mampu menghadapi cobaan, mengampuni, dan sabar. Semakin dewasa, hati harus penuh dengan kasih. Kejahatan tidak dibalas dengan kejahatan tetapi dengan kebaikan.

Dimulai dari 1 orang dapat menjadi 12 jemaat. Seperti halnya gereja di Korea & Efesus, di Indonesia pun Allah bisa bekerja. Kalau Allah yang memberikan pertumbuhan pasti bertambah. Gereja harus bertumbuh karena gereja merupakan pekerjaan Tuhan bukan manusia. Allah dapat memakai manusia siapapun kita, terlebih lagi orang-orang yang percaya kepadaNya dan pasti pada saat ini jika kita sebagai orang-orang yang percaya kepadaNya, maka Dia akan memakai kita. Tuhan punya rencana untuk memakai kita, khususnya di gereja lokal. Tuhan lengkapi dan urapi kita untuk membangun gerejaNya. Kita menjadi alatNya Tuhan untuk dipakai bagi hormat kemuliaan Nama Tuhan saja.

Ciri-ciri orang-orang yang dapat dipakai Tuhan, yaitu : (Wahyu 2 : 2)

1. Bekerja keras (Kopos)

- Tuhan melihat pekerjaan kita

- Tuhan tahu jerih payah kita

2. Bekerja dengan tekun

- Tidak kenal menyerah (Hupomone)

- Tidak kenal kompromi

Allah tidak bisa memakai orang-orang yang cepat putus asa, oleh karena itu kira harus :

1. Sabar menderita

2. Memiliki kasih

Jemaat Efesus meninggalkan kasih yang mula-mula. Mereka bekerja dengan tekun, kristis, dan menderita tetapi semuanya itu tidak lagi didasari dengan kasih. Dengan “kasih” segala pekerjaan yang berat kita lakukan akan terasa ringan. Apa yang Allah inginkan dari kita berikan itu, lebih dari sekedar persembahan, dan hal itu adalah kasih. Bertobatlah, lakukanlah, dan kembalilah ke kasih itu. Kemudian lakukanlah segala sesuatu dengan kasih maka hasilnya akan beda. Orang yang kurang memiliki kasih akan lebih suka mengeluh dan marah-marah sehingga sukacitapun akan berkurang. Orang yang tidak memiliki kasih, dia tidak mau memikul salibnya. Hitler merupakan contoh orang yang memiliki iri hati, dendam, dan kebencian. Sebab itu dialah, orang yang telah membuat kota Hiroshima menjadi hancur, karena dendam, iri hati, dan kebencian yang ada di hatinya. Itu sebabnya di penghujung tahun ini jangan ada kebencian, iri hati, dan dendam, karena hal-hal itu akan menghancurkan gereja Tuhan. Tapi biarlah kekuatan Roh Kudus yang memenuhi hati kita dengan cinta Tuhan yang berkobar-kobar dan kita harus siap berkorban untukNya. Seperti yang tertulis dalam I Korintus 13 : 1 – 3 “Biarlah kasih yang menjadi dasar di dalam pertumbuhan iman kita”.

Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua, Amin!

MILIKI TUJUAN YANG BENAR DI DALAM MERAYAKAN NATAL

Ringkasan Khotbah, Minggu, 16 Desember 2007
“MILIKI TUJUAN YANG BENAR DI DALAM MERAYAKAN NATAL”
Ayat Pokok : Matius 2 : 2
Oleh : Bpk. Pdt. R. Tim. Kastanya

Didalam injil Matius pasal yang ke 2 : 2 yang baru saja kita baca kita melihat ada kata “kami datang untuk menyembah Dia”. Kalau kita memperhatikan dalam ayat tersebut ada orang-orang Majus yang mempunyai niat yang benar yaitu mereka mencari Yesus hanya untuk menyembah Dia. Pada waktu mereka mencari Yesus, mereka datang dari negeri yang jauh. Hal ini bukanlah suatu hal yang mudah, mereka tidak langsung mendapatkanNya, artinya sebelumnya mereka bertanya-tanya terlebih dahulu di setiap tempat yang mereka lalui. Ada target yang mereka tetapkan yaitu bahwa mereka harus dapatkan Yesus. Terkadang juga mereka rasakan kelelahan dalam mereka mencari berita akan kelahiran Yesus. Tetapi mereka tidak putus asa karena mereka memiliki niat bahwa mereka harus dapatkan Yesus yang akan lahir pada saat itu

Dan usaha yang dilakukan oleh orang-orang Majus ini dengan bertanya kepada setiap orang mengundang kemarahan raja Herodes. Tetapi mereka tetap berjalan terus dalam perjuangan mereka mencari Yesus meskipun ada tantangan yang menghadang mereka pada saat itu. Ada kegelisahan dan perasaan gusar yang menyelimuti Herodes pada waktu orang-orang Majus mencari tahu akan berita kelahiran Yesus ini.

Akibatnya Herodes berusaha untuk menyelidiki berita tentang lahirnya Mesias tersebut. Didalam injil Matius 2 : 16 disini kita bisa melihat bahwa hati Herodes menjadi tidak beres sehingga akal liciknya muncul. Herodes mempunyai niat yang tidak baik dan tidak tulus berusaha mendapatkan Yesus hanya dengan tujuan yang tidak baik.

Bila kita melihat didalam gereja pada saat ini juga ada dua golongan yaitu orang-orang yang tidak mempunyai niat yang murni dalam mencari Yesus seperti Herodes dan ada juga yang murni dalam mencari Yesus seperti orang-orang Majus ini. Sebab itu dalam kita beribadah kita harus mempunyai motivasi yang benar dalam mencari Tuhan yaitu hanya untuk menyembah Dia. Kita harus mempunyai tekad yang kuat dalam mencari Yesus, meskipun banyak halangan yang kita hadapi. Sebab itu kita harus mempunyai tujuan yang benar dan kuat yaitu hanya untuk menyembah Yesus. Begitu pula halnya dengan merayakan Natal harus disertai dengan tujuan yang jelas dan benar. Target yang harus dicapai seperti orang-orang Majus yang mencari Yesus, yaitu kita harus mendapatkan Yesus. Ada perjuangan yang ulet didalam kita mencari Yesus meskipun terkadang mengundang marah dari berbagai pihak didalam perjuangan kita mencari Yesus. Dan bila ada motivasi dan tujuan yang mantap ini maka dapat mengalahkan perkara-perkara yang berat, salah satunya perasaan marah.

Ada berkat-berkat yang luar biasa yang Allah sediakan bagi kita bila kita mencari Yesus hanya untuk menyembah Dia. Meskipun perjalanan itu melelahkan dan terasa berat dalam upaya kita mencari dan menyembah Tuhan Yesus, jangan sampai kita patah semangat dalam kita mencari Tuhan Yesus. Kita akan mendapatkan respon yang mantap dari Tuhan, yaitu ada sukacita yang Allah sediakan bagi kita dan sukacita inilah yang menjadi modal dalam pengiringan kita kepada Tuhan. Sukacita inilah yang mengalahkan penghalang-penghalang yang berat dalam kita melayani Tuhan. Ada kepuasan dan kesenangan yang tak terkatakan ketika kita berjumpa dengan Yesus, yaitu Raja diatas segala raja.

Yang harus kita pertahankan adalah kita harus mempunyai tujuan yang mantap dalam kita mencari Yesus. Dari orang Majus kita dapat mengambil pelajaran yang sangat berharga, yaitu: sejelas tujuan orang Majuskah dalam kita mencari Yesus?

Kita harus mempunyai tujuan yang benar yaitu hanya untuk menyembah Tuhan, seperti orang-orang Majus ini, bukan seperti raja Herodes yang mencari Yesus tidak dengan motivasi yang benar yaitu hanya untuk membunuh Yesus.

Allah menolong orang-orang Majus dengan membelokkan jalan mereka sehingga mereka tidak bertemu dengan Herodes pada saat itu. Herodes menjadi marah, kesal, dan kecewa karena apa yang dia inginkan tidak dia dapatkan karena Herodes tidak memiliki tujuan yang benar.

Biarlah Natal tahun ini khususnya bagi Jemaat GPdI Tiberias Bogor adalah hanya untuk menyembah Yesus. Dan Mari kita bagikan sukacita Natal ini kepada setiap orang yang harus mendapatkanNya. Halleluya.

Tuhan Yesus Kristus memberkati kita semua, AMIN!