28 November 2009

RAHASIA MENDAPAT KASIH KARUNIA TUHAN


Ringkasan Khotbah Ibadah I, Minggu, 12 Oktober 2008
“RAHASIA MENDAPAT KASIH KARUNIA TUHAN”
Oleh : Pdt. Joseph Ndun (Kupang)
Ayat Pokok : Maleakhi 1 : 2 - 3


Dalam ayat pokok tersebut terdapat dua hal yang kontradiksi yaitu Allah mengasihi dan Allah membenci. Sikap Allah terhadap kedua bersaudara itu saling bertolak belakang. Yakub dikasihi namun Esau dibenci padahal keduanya adalah cucu dari Abraham dan anak dari Ishak yang merupakan anak perjanjian. Secara sekilas, Esau adalah pribadi yang cukup baik, berbadan tegap, gagah, sehat gemar berburu, rajin, ulet, dan merupakan anak kesayangan bapaknya. Yakub adalah seorang yang licik, suka menghalalkan segala cara, penipu, dan merupakan anak kesayangan ibunya. Dengan menipu ayahnya, Yakub dapat memperoleh hak kesulungan Esau, dan dengan menipu pamannya (Laban), Yakub bisa menjadi kaya raya.

Dari kenyataan tersebut, dapat muncul 2 pertanyaan, yaitu:
1.       Apakah yang dilihat Tuhan dalam diri Yakub yang berkenan kepada-Nya?
2.       Apakah yang dilihat Tuhan dalam diri Esau yang tidak berkenan kepada-Nya?

Dalam Roma 9:10-13, “Sebab waktu anak-anak itu belum dilahirkan dan belum melakukan yang baik atau yang jahat, --supaya rencana Allah tentang pemilihan-Nya diteguhkan, bukan berdasarkan perbuatan, tetapi berdasarkan panggilan-Nya-- dikatakan kepada Ribka: "Anak yang tua akan menjadi hamba anak yang muda," seperti ada tertulis: "Aku mengasihi Yakub, tetapi membenci Esau." Paulus menyampingkan perbuatan-perbuatan yang kita anggap sebagai alasan kita diselamatkan dan dapat melayani. Sebelum lahir, Allah sudah mengetahui keadaan mereka, sehingga prinsip bahwa Yakub dikasihi namun Esau dibenci sudah berlaku sebelum mereka lahir dan berbuat sesuatu.

Allah mengasihi Yakub karena :
1.       Panggilan yang menjadi dasar, bukan perbuatan.
Kalau dari perbuatan, tentu saja Yakub tidak akan dikasihi sebab tidak ada alasan untuk menyebut Yakub orang baik. Cara Allah untuk menyelamatkan dan memakai kita adalah karena kemurahanNya sehingga tidak ada alasan kita untuk bermegah. Dalam I Korintus 1:27, Allah memilih dan memakai orang yang lemah dan bodoh agar manusia jangan memegahkan dirinya. Dalam Yeremia ada 3 alasan yang membuat manusia bermegah yaitu kekayaan, kepandaian, dan kekuatan. Yakub adalah seorang yang menghargai apa yang diberikan Tuhan (hak kesulungan) dan Esau meremehkan apa yang diberikan Tuhan. Yakub lebih menghargai perkara rohaniah sedangkan Esau lebih mementingkan perkara jasamaniah, seperti yang tertera dalam Ibrani 12:15-17, “Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari kasih karunia Allah, agar jangan tumbuh akar yang pahit yang menimbulkan kerusuhan dan yang mencemarkan banyak orang. Janganlah ada orang yang menjadi cabul atau yang mempunyai nafsu yang rendah seperti Esau, yang menjual hak kesulungannya untuk sepiring makanan. Sebab kamu tahu, bahwa kemudian, ketika ia hendak menerima berkat itu, ia ditolak, sebab ia tidak beroleh kesempatan untuk memperbaiki kesalahannya, sekalipun ia mencarinya dengan mencucurkan air mata.“ Nasib Esau sangat  tragis dan Esau disebut orang yang bernafsu rendah, cabul karena ia meremehkan hak kesulungan. Ia menukar hak kesulungan dengan sepiring makanan. Ini perbuatan yang sangat rendah hingga Allah menolaknya.

Dalam Kejadian 25 : 29 - 34 dijelaskan dengan jelas, bagaimana Esau meremehkan hak kesulungannya dan lebih memilih semangkuk kacang merah. Ayat tersebut juga mengajarkan bagaimana sikap kita terhadap hal-hal yang Tuhan anugrahkan untuk kita. Tuhan menyuruh kita untuk mengutamakan berbakti dan mencari kerajaan Allah dalam hidup kita. Kita akan lepas dari kecemasan hidup kita bila kita menerapkan prinsip mengutamakan Tuhan. Tuhan sudah menebus kita dengan darah yang mahal, dan Ia juga telah mati untuk kita oleh karena itu wajar kalau kita menaruh Allah yang nomor satu dalam hidup kita. Menurut standar ilahi kalau kita masa bodoh terhadap apa yang Allah tawarkan maka kita dikategorikan sebagai orang yang tidak percaya kepada Allah. Keselamatan kekal adalah kebutuhan terbesar dalam hidup manusia. Tuhan akan sakit hati kalau kita menyepelekan kasih karuniaNya. Yakub tahu hak kesulungan itu sangat berharga, oleh karena itu ia rela melepaskan segala yang ia punya asal dapat memperoleh hak kesulungan itu. Pemazmur Daud mengatakan bahwa sehari di rumah Tuhan akan lebih bermanfaat daripada seribu hari di tempat lain. Daud adalah seorang pemimpin Israel yang super sibuk, tetapi ia memiliki komitmen bahwa satu hal yang ia minta adalah berdiam di rumah Tuhan seumur hidupnya untuk menikmati kemurahan TUHAN dan menikmati bait-Nya. Zakheus seorang pemungut cukai yang sibuk, tapi ia ada watu untuk melihat Yesus dengan meninggalkan kesibukannya. Selain itu ia juga rela mengorbankan gengsinya untuk melihat Yesus dengan memanjat pohon. Dalam II Korintus 4:18 dikatakan bahwa jangan kita berpengang pada apa yang kita lihat dengan mata jasmani, karena hal itu bersifat sementara, tetapi berpenganglah kepada perkara rohani yang sifatnya kekal, yang hanya dapat dilihat dengan mata iman.

Janji Tuhan akan nyata dalam hidup kita kalau kita mau taat dan patuh terhadap perkataan Tuhan (Firman). Dalam Lukas 5 : 5, “Simon menjawab: "Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga." “, menggambarkan sikap taat Simon Petrus. Kita terkadang gagal melakukan Firman Allah karena kita anggap tidak masuk akal. Tapi kalau kita melakukan firman Allah, maka mujizat akan terjadi. Allah meresponi ketaatan kita terhadap Firman Allah dengan mujizat yang Ia kerjakan. Kalau kita mau mujizat terjadi dalam hidup kita maka kita harus mengutamakan Firman Allah dalam hidup kita.

Kesimpulan dari point pertama ini adalah: mari kita mengutamakan hidup yang kekal daripada hidup yang fana. Di dunia ini banyak pilihan namun untuk yang kekal hanya ada dua pilihan yaitu neraka yang kekal atau sorga yang kekal. Sikap kita di dunia ini akan menentukan kekekalan mana yang akan kita terima kelak. Kalau kita mau Surga yang kekal, maka kita harus mengutamakan Yesus dalam hidup kita.

2.       Yakub mengenal dirinya.
Dalam Kejadian 32 saat pergumulan dengan Yakub dengan malaikat, Yakub mengaku dirinya sebagaimana keadaanya (ia adalah seorang penipu). Dalam I Timotius 1:15, “Perkataan ini benar dan patut diterima sepenuhnya: "Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa," dan di antara mereka akulah yang paling berdosa.“, Paulus menempatkan dirinya di tempat yang paling bawah, walaupun Allah memakainya dengan luar biasa. Ia menyadari bahwa semuanya terjadi karena kasih karunia Tuhan semata-mata. Tuhan minta agar kita juga mengenal diri kita masing-masing. Kita ada hanya karena kasih karunia sehingga kita tidak perlu bermegah. Dalam Kisah Para Rasul 10:25-26, “Ketika Petrus masuk, datanglah Kornelius menyambutnya, dan sambil tersungkur di depan kakinya, ia menyembah Petrus. Tetapi Petrus menegakkan dia, katanya: "Bangunlah, aku hanya manusia saja." Petrus menyadari bahwa ia hanyalah manusia. Dalam Roma 7, dikatakan bahwa di dalam manusia itu tidak ada yang baik. Dalam Efesus 2:1-3, dikatakan bahwa pada dasarnya kita pantas dimurkai seperti dalam kisah anak yang hilang. Tapi Allah yang kaya akan rahmat dan karena kasihNya yang besar maka dilimpahkan kepada kita pengampunan. Kesimpulan dari point yang kedua ini adalah: Yakub tahu, bahwa ia pantas dimurkai dan ditolak seperti pengakuannya saat bergumul dengan malaikat, dalam situasi itulah kasih karunia Allah dicurahkan untuknya.

Tuhan mengenal setiap hati kita, jika kita mengutamakan Tuhan dan menghargai apa yang Tuhan berikan, maka kasih Tuhan, dan segala berkat akan dilimpahkan kepada kita!

Tidak ada komentar: