28 November 2009

TITHING AND GIVING (PERSEPULUHAN DAN PERSEMBAHAN SUKARELA)


Ringkasan Khotbah Ibadah I, Minggu, 7 Desember 2008
“TITHING AND GIVING (PERSEPULUHAN DAN PERSEMBAHAN SUKARELA)”
Oleh : Pdt. R. Adi Sujaka (Malang, Jawa Timur)

Sebagai orang percaya, tidaklah cukup jika kita hanya sekedar mengikuti ibadah-ibadah yang sudah ditentukan, tetapi kita tidak melakukan hal-hal yang Tuhan kehendaki untuk kita lakukan. Tuhan ingin kita melakukan kebenaran Firman Tuhan, supaya hidup kita diberkati.
Kebenaran yang harus kita lakukan diantaranya adalah Tithing (persepuluhan) dan Giving (persembahan sukarela).

Kita akan mengetahui beberapa hal mengapa kita harus melakukan kedua hal tersebut?
1.      Tithing (persepuluhan)
Persepuluhan adalah memberikan sepersepuluh dari segala sesuatu yang Tuhan berikan kepada kita, jadi bukan sebagian dari seberapa yang kita miliki.
Di dalam Kejadian 28:22, Yakub berjanji akan memberikan sepersepuluhannya kepada Allah dari seluruh yang ia miliki, dan ini tentunya ini suatu kebenaran yang sudah dilakukan sebelumnya oleh nenek moyangnya yaitu Abraham (Kejadian 14:18-20). Hal persepuluhan adalah hal kebenaran yang harus kita ajarkan sampai kepada keturunan kita.

Apakah arti dari kita melakukan persepuluhan ?
Jika kita lihat dari Kejadian 14:18-20, dimana Abraham setelah selesai berperang dan mengalahkan raja-raja di Timur, dia memberikan sepersepuluh dari seluruh barang-barang yang dia dapat dari musuhnya. Sepersepuluhnya ia berikan kepada Imam Melkisedek yang pada saat itu memimpin bangsanya.

Pemberiannya (sepersepuluh) merupakan suatu wujud pengakuan Abraham kepada Allah bahwa:
  1. Allah adalah yang MAHA TINGGI.
  2. Allah yang berhak memiliki segala sesuatunya.
  3. Allahlah yang menjadi sumber berkat yang akan memberkati umatNya, yaitu melalui pelayanan dari hamba-hamba Tuhan.

Untuk apa kita melakukan persepuluhan ?
Dalam perjanjian lama, suku Lewi yang melayani dalam Kemah Tuhan (Kemah suci) tidaklah mendapat bagian tanah Kanaan seperti 11 suku Israel yang lain, oleh sebab itu mereka harus memberi persepuluhan kepada suku Lewi. Persepuluhan ditetapkan Allah menjadi bagian dikhususkan untuk suku Lewi yang melayani Kemah Suci (Bilangan 18:21-24). Hal persepuluhan ini tidak berhenti pada masa Perjanjian Lama, dalam masa Perjanjian Baru pun kebenaran ini harus terus dilakukan. Seperti di dalam  I Korintus 9:13-14, persepuluhan diberikan kepada hamba-hamba Tuhan yang melayani di Rumah Tuhan.

Kepada Siapa kita memberikan sepersepuluhan ?
Banyak Anak-anak Tuhan yang salah mengunakan persepuluhan mereka. Mereka berpikir persepuluhan itu dapat diberikan kepada siapa saja yang mereka kehendaki, yang mereka anggap baik untuk diberikan, misalkan kepada orang-orang miskin. Hal memberi tidaklah salah, tetapi mengenai persepuluhan haruslah dilakukan sesuai dengan Firman Tuhan. Persepuluhan itu seharusnya  diberikan kepada orang yang memiliki otoritas Spiritual yang sudah ditempatkan Tuhan diatas kehidupan kita (Ibrani 7:4-6). Dalam hal ini adalah Hamba Tuhan atau gembala yang melayani dimana tempat kita berjemaat, jadi bukan diberikan kemana-mana. Kalaupun kita ingin memberi kepada yang lain atau untuk hal lain, itu dilakukan setelah kita melakukan kewajiban sepersepuluhan kita kepada Gembala kita. Kita harus melakukan kebenaran yang sesuai dengan Firman Tuhan, agar kita tidak keliru dan kita mendapat  berkat dan kebahagiaan.

Garis otoritas pada bangsa Israel  yaitu :   
11 suku Isrel -> sukuLewi -> Harun.
Hal ini juga diterapkan dalam Gereja kita GPdI, dalam kewajiban memberi persepuluhan yaitu :  
Jemaat -> Gembala -> Majelis Wilayah -> Majelis Daerah -> Majelis Daerah -> Majelis Pusat.

2.      Giving (Persembahan sukarela)
Persembahan lain yang seharusnya juga kita lakukan adalah memberikan persembahan sukarela. Persembahan ini diberikan setelah kita memberikan persepuluhan. Persembahan ini disebut  “persembahan sukarela“ karena bersifat free will offering (menurut kehendak bebas seseorang)  dan hal ini berhubungan dengan tingkat pertumbuhan rohani seseorang. Semakin seseorang bertumbuh dalam Tuhan, maka semakin ia mengerti kebenaran dalam hal memberi.
Giving ini meliputi :
-          Persembahan dari hasil pertama / buah sulung (Bilangan         18:12, Ulangan 18:4)
-          Persembahan syukur / nazar (Mazmur 50:14)
-          Persembahan untuk menunjang  penginjilan (Filipi 4 : 15-16)
-          Persembahan Diakonia merupakan pelayanan kasih untuk orang-orang yang kekurangan (II Korintus 9:12)
-          Persembahan khusus lainnya, sesuai dengan kebutuhan dalam jemaat

Janji Tuhan itu ya dan Amin, Ia adalah Allah yang setia dan adil, Ia tidak pernah mengingkari janjiNya. Kepada orang yang suka memberi, Allah tidak pernah mau berhutang, Ia akan membalas segala apa yang kita perbuat.
Memberi yang Tuhan kehendaki adalah berdasarkan kasih yang lahir dari hati yang tulus dan tahu dengan benar tentang kebenaran Firman Tuhan. Jika kita mengenal Allah dengan benar, kita akan memiliki sifat Allah tersebut yaitu Sifat “Pemberi”, apapun keadaan kita.

Contoh  orang-orang yang suka memberi :
-          Raja Daud (1 Tawarikh 29)
-          Jemaat Makedonia (II Korintus 8:1-5)
-          Janda miskin (Markus 12:41-44)

Janji-Janji Tuhan berlaku bagi orang yang melakukan Firman Tuhan, yaitu dalam hal memberi :
-          Dipelihara Tuhan dalam masa yang sukar (1 Raja-raja 17:16)
-          Tuhan menjawab pergumulan dan keinginannya (II Raja-raja 4:13-17)
-          Tuhan memberi upahnya, sekecil apapun pemberiannya (Matius 10:42)
-          Diluputkan dari celaka, dilindungi, dipelihara nyawanya, diberi kebahagiaan, dipulihkan penyakitnya dengan sempurna (Mazmur 41:2-4 , Maleakhi 3:10-12)
-          Ukuran yang diberikan Tuhan kepadanya, sesuai dengan apa yang ia berikan (Lukas 6 :38)
-          Menabur sedikit  menuai sedikit, menabur banyak  menuai banyak (II Korintus 9:6)

Milikilah sifat Allah yang suka memberi, sehingga kita menjadi Anak Tuhan yang tahu memberi (be a Giver), maka Tuhan akan mencurahkan berkatnya sesuai dengan Janji FirmanNya, Amin.

Tidak ada komentar: